Bobo.id - Apakah teman-teman sudah merencanakan perjalanan mudik?
Atau malah teman-teman sudah dalam perjalanan menuju kampung halaman?
Orang-orang Jakarta dan sekitarnya lebih banyak mudik ke daerah-daerah yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca Juga: Mengapa Telur Bebek Lebih Sering Diolah dan Dijadikan Telur Asin?
Meski begitu, ada juga yang mudik ke luar Pulau Jawa, seperti Lampung, Medan, Pontianak, dan lain-lain.
Siapa di antara teman-teman yang mudik ke Kota Solo? Kota yang juga terkenal dengan nama Surakarta ini berada di Jawa Tengah.
Tahukah teman-teman? Ternyata ada kisah tentang nama kota ini, lo! Cari tahu di sini, yuk!
Baca Juga: Hindari Gunakan Tinta Merah untuk Tulis Nama di Korea Selatan, Kenapa?
Dulunya Desa Sala
Sejarah nama Solo sendiri sebenarnya tidak lepas dari masa penjajahan, teman-teman.
Kata Solo sebenarnya adalah pengucapan oleh orang Eropa yang tidak bisa menyebut Sala.
Yap, sebenarnya, kota ini bernama Sala. Sebelum menjadi kota seperti sekarang, Sala adalah sebuah desa yang banyak ditumbuhi tanaman sejenis pinus.
Baca Juga: Apakah Mitologi Yunani dan Mitologi Romawi Itu Sama? #AkuBacaAkuTahu
Dalam serat Babad Sengkala, tanaman ini disebut dengan tanaman sala.
Desa Sala kemudian menjadi maju setelah Keraton Kasunanan memindahkan lokasi kerajaannya.
Pemindahan Lokasi Keraton Kasunanan
Sebelumnya, Keraton Kasunanan terletak di wilayah Kartasura yang hanya berjarak 11,5 kilometer dari Solo.
Baca Juga: Berapa Lama Kucing Bisa Bertahan Hidup Tanpa Makanan dan Air Minum?
Ketika etnis Tionghoa di Batavia mulai ditindas oleh VOC, mereka kemudian melarikan diri ke wilayah Jawa Tengah.
Mereka juga memasuki wilayah Keraton Kartasura. Saat itu, Keraton Kartasura dianggap punya hubungan yang cukup dekat dengan Belanda.
Akibatnya, terjadi pemberontakan oleh etnis Tionghoa yang dipimpin Sunan Kuning kepada Keraton Kartasura.
Sunan Pakubuwana II kemudian memerintahkan untuk mencari lokasi untuk memindahkan kerajaan. Untuk itu, diutuslah beberapa abdi dalem mencari lokasi terbaik.
Baca Juga: Dari Mana Asal Mula Nama Milky Way dan Bimasakti untuk Galaksi Kita?
Para abdi dalem kemudian menemukan tiga lokasi yang dianggap cukup cocok untuk mendirikan pusat pemerintahan yang baru, yaitu Desa Sala, Desa Kadipolo, dan Desa Sana Sewu.
Setelah dilakukan permusyawaratan, dipilihlah Desa Sala. Alasannya adalah dilihat dari sisi geografis dan magis-religius.
Apalagi Desa Sala dianggap sebagai wilayah yang memiliki arti penting dalam hubungan sosial, politik, dan militer antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Berubah Nama Menjadi Solo dan Surakarta
Setelah pemindahan ini, wilayah Desa Sala kemudian berkembang pesat hingga menjadi kota seperti saat ini.
Baca Juga: Unik, Ternyata Siput Punya 4 Hidung yang Berbeda Fungsi dengan Manusia
Namun, penyebutan nama wilayahnya kemudian bergeser dari Sala menjadi Solo karena mengikuti penyebutan banyak orang Eropa.
Itu karena banyak orang Eropa yang tidak bisa melafalkan kata Sala ini sendiri.
Untuk nama resminya, kemudian pihak keraton menggunakan nama Surakarta. Nama ini sendiri dicari dari akar kata pada istana sebelumnya, Kartasura.
Nama Kartasura sebelumnya merupakan harapan dari raja Mataram terdahulu agar bisa beribukota di Karta yang berarti tenteram.
Baca Juga: Kita Disarankan untuk Tidak Membuka Jendela Mobil saat Macet, Mengapa?
Surakarta Hadiningrat berarti harapan akan terciptanya negara yang tata tentrem karta raharja (teratur tertib aman dan damai).
Selain itu, terselip harapan bahwa kerajaan ini memiliki tekad dan keberanian menghadapi segala rintangan yang menghadang (sura) untuk mewujudkan kehidupan dunia yang indah (Hadiningrat).
Kata Karta dimunculkan kembali sebagai wujud permohonan berkah dari para leluhur pendahulu dan pendirian kerajaan Mataram.
Baca Juga: Pernah Mengalami Keracunan Makanan? Ini Cara Mencegah dan Mengatasinya
(Penulis: Resa Eka Ayu Sartika)
Lihat video ini juga, yuk!