Bobo.id - Hari ini umat Muslim di seluruh dunia bersuka cita merayakan hari raya Idul Fitri setelah melewati bulan Ramadan, teman-teman. Di Indonesia, kita juge mengenal perayaan hari raya Idul Fitri dengan istilah ‘Lebaran’.
Di Indonesia, umat Muslim merayakan lebaran dengan berkumpul bersama keluarga dan makan bersama.
Saat lebaran, ada satu hidangan yang tidak boleh ketinggalan, nih, yaitu ketupat!
Kira-kira ada kisah apa di balik ketupat yang selalu ada saat lebaran ini, ya?
Yuk, kita cari tahu sama-sama!
Hidangan dari Beras
Seperti sebuah seni kerajinan tangan, ketupat awalnya merupakan sebuah anyaman dari pucuk daun kelapa yang dibentuk seperti kantong segi empat, teman-teman.
Dari ujung kantung anyaman janur ini, beras yang sudah dicuci dimasukkan sampai memenuhi kantung.
Setelahnya, ketupat direbus selama sekitar empat jam, lo. Cukup lama, ya?
Setelah matang, ketupat bisa dinikmati dengan opor ayam, sambal goreng, dan berbagai hidangan tradisional khas Indonesia lainnya.
Baca Juga: Bisa Belajar Hidup Sederhara, Cari Tahu Manfaat Mudik Lebaran, yuk!
Tahukah kamu? Tradisi membuat ketupat lebaran sudah ada sejak zaman Wali Sanga, lo, yaitu sekitar abad ke-15 atau ke-16.
Ketupat yang Spesial Maknanya
Bukan sekadar hidangan wajib lebaran, ada makna di balik ketupat, lo, teman-teman.
Menurut penulis buku “Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia” Bapak Fadly Rahman, Sunan Kalijaga juga menggunakan ketupat sebagai salah satu perpaduan budaya sekaligus filosofi Jawa yang bergabung dengan nilai Islam.
Masyarakat Jawa dan Sunda menyebut ketupat dengan sebutan ‘kupat’.
Menurut Pak Fadly, ketupat atau kupat menyimbolkan dua hal, teman-teman, yaitu ‘ngaku lepat’ yang artinya mengakui kesalahan dan ‘laku papat’ atau empat laku yang tercermin dari empat sisi ketupat.
Empat sisi ketupat juga punya makna, teman-teman. Apa saja, ya?
1. Lebaran: Satu sisi ketupat ini bermakna lebaran yang berasal dari kata dasar ‘lebar’. Ini artinya pitu ampun dibuka untuk orang lain.
2. Luberan: Sisi kedua ketupat bermakna luberan yang berasal dari kata dasar ‘luber. Artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
3. Leburan: Sisi ketika ketupat bermakna leburan yang berasal dari kata dasar ‘lebur’. Leburan bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.
4. Laburan: Sisi terakhir ketupat bermakna laburan yang merupakan kata lain ‘kapur’. Nah, kata ini memiliki makna menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi, teman-teman.
Baca Juga: Rampak Bedug, Tradisi Menyambut Ramadan dan Idul Fitri dari Banten
Ketupat dan Lebaran
Meskipun selalu jadi hidangan wajib Idul Fitri, ketupat sudah menjadi budaya Indonesia sebelum agama Islam masuk ke Indonesia.
Ini karena bahan pembuatan ketupat yaitu nyiur atau daun kelapa bahan janur dan berasa, sudah dimanfaatkan masyarakat untuk membuat makanan sejak zaman Hindu Buddha.
Ketupat juga digunakan dalam ritual ibadah di Bali, lo. Di Bali, masyarakat menyebut ketupat dengan sebutan ‘tipat’.
Menurut Pak Fadly, ketupat dibaurkan dengan nilai keislaman oleh Sunan Kalijaga. Ini namanya akulturasi budaya, teman-teman.
Jadi, sebenarnya, awalnya ketupat sudah ada namun jadi lekat dengan hari lebaran karena digunakan untuk menyebarkan agama Islam oleh Sunan Kalijaga.
Teman-teman makan ketupat dengan lauk pauk apa hari lebaran ini?
Baca Juga: Hidangan Kolak Identik dengan Bulan Ramadan, Bagaimana Asal-Usulnya?
Yuk, lihat video ini juga!