Dua bahan tadi digunakan untuk membuat bumerang karena bumerang akan rusak bahkan pecah kalau pola serat kayu tidak sama dengan bentuk bumerang.
Nah, akar mulga dan akar pial punya bentuk yang tepat untuk membuat bumerang.
Awalnya Tidak Bisa Kembali ke Orang yang Melemparnya
Bumerang yang digunakan oleh suku Aborigin saat itu tidak bisa kembali ke pelemparnya, teman-teman.
Nah, bumerang yang bisa kembali ke pelemparnya baru ditemukan oleh suku Aborigin sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Kemampuan bumerang untuk bisa kembali ke orang yang melemparnya diduga merupakan hal tidak disengaja.
Baca Juga: Sering Menyebutkan Kata 'OK'? Ternyata Bermula Sejak Ratusan Tahun Lalu, lo! #AkuBacaAkuTahu
Suku Aborigin diduga mengembangkan bumerang yang bisa kembali dari hasil coba-coba dan penyempurnaan bentuk bumerang menjadi bentuk melengkung seperti sayap pesawat.
Hasil dari bumerang yang sudah disempurnakan ini membuat bumerang yang dilemparkan menjadi lebih akurat mengenai hewan buruan.
Pada awal penciptaannya, bumerang juga diciptakan lebih berat dari udara sehingga tidak bisa terbang terlalu lama agar bisa kembali ke pelemparnya.
Setelah melalui berbagai proses penyempurnaan, bumerang punya berat yang ideal dan bisa terbang melengkung kembali ke orang yang melemparnya, teman-teman.