Cerpen Anak: Gigi Dita

By Sarah Nafisah, Rabu, 24 Juli 2019 | 18:25 WIB
Cerpen Anak: Gigi Dita (Dok. Majalah Bobo)

Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?

Cerpen anak hari ini berjudul Gigi Dita.

Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!

----------------------------------------

Baca Juga: Cerpen Anak: Burung Merpati Putih (Bag. 1)

"DITA, jangan lupa sikat gigi," pesan Mama, setelah Dita seiesai sarapan.

Ya, Ma!" sahut Dita seraya pergi ke kamar mandi. Mula-mula ia mengambil sikat giginya yang berwarna merah. Lalu air untuk berkumur. Serta tak lupa menaruh sedikit odol di sikat giginya. Tak lama kemudian Dita pun sudah mulai menggosok giginya. Mula-mula gigi bagian atasnya. Dari atas ke bawah. Kemudian gigi bawah. Dari bawah ke atas. Ya, Dita rajin menggosok gigi. Setiap pagi dan malam ia tak pernah lupa menggosok gigi.

Baca Juga: Cerpen Anak: Burung Merpati Putih (Bag. 2)

"Aduuuuh!" tiba-tiba terdengar teriakan Dita."Ada apa Dit?" tanya Mama yang sedang mencuci piring, segera ke kamar mandi."Gigi Dita berdarah, Ma!" lapor Dita seraya menunjukkan deretan giginya yang putih dan kecil.Ibu melihat gigi Dita dengan seksama. Lalu menggoyangkan gigi bagian depan.

Dan...

"Aduuuh!" sekali lagi Dita mengaduh kesakitan.

Baca Juga: Wah, Anak Burung Ternyata Sudah Bisa Saling Berkomunikasi Sejak di Dalam Telur"Uuuh, Mama selalu saja membuat Dita sakit!" Dita mengomel. Ia lalu berkumur sekali lagi. "Tuh, Mama sih! Sekarang darahnya Semakin banyak." Dita melihat ke kaca. "Maaa, kok gigi Dita hilang satu?" Air mata Dita mulai berjatuhan. Ya, Dita yang sudah rapi dengan pakaian seragam putih-putih dengan dasi merah, menangis.

"Dita! Dita sudah besar kok menangis?" ujar Mama dengan sabar. "Tadi Mama memang mencabut gigi Dita yang sudah goyang. Ini giginya," Mama memperlihatkan sebuah gigi kecil putih pada putri sulungnya."lya, kenapa Mama cabut?" tanya Dita, di sela isak-isak tangisnya. "Dita kan jadi ompong."

Baca Juga: Sudah Masuk Musim Panas, Ini 7 Festival Musim Panas di Tokyo Jepang

"Jangan marah dulu anak manis!" tukas Mama dengan suara yang lembut. "Yang Mama cabut tadi adalah gigi susu. Gigi yang mulai tumbuh pada waktu kau masih bayi. Kira-kira ketika kau berumur 6 bulan. Gigi itu tidak sekuat gigi Mama yang besar-besar ini," Ibu memperlihat giginya. "Gigi susumu atau yang disebut juga gigi sementara hanya akan bertahan sampai kau berusia enam atau tujuh tahun. Nah, pada seusia itu gigi susumu akan tanggal satu persatu. Tapi kau tak usah marah dan risau. Karena kau akan mendapat gigi yang baru. Yaitu gigi tetap. Nah, gigi ini harus kaupelihara dengan baik. Karena tak ada gantinya. Ya, kecuali kalau kau mau memakai gigi palsu seperti Nenek," Mama menggoda Dita.

Baca Juga: Suhu Dingin Ekstrem Bisa Sebabkan Hipotermia, Ini 4 Faktanya

Dita masih saja menangis."Tapi, Ma! Dita malu pergi ke sekolah. Dita pasti ditertawakan sama teman-teman," Dita. mengomel.

"Dita, Dita! Semua anak pasti akan ompong. Jadi Dita tak usah malu. Ya, karena gigi itu harus memberi tempat pada gigi yang akan tumbuh. Coba Dita lihat di kaca, di gusimu sudah ada gigi baru itu. Ya, masih kecil."

Baca Juga: Ditemukan 132 Tahun Kemudian, Pesan dalam Botol Ini Ternyata dari Kapal Jerman yang Sedang Menuju Indonesia

Dita lalu melihat ke kaca. Benar apa yang dikatakan mamanya. Di gusinya telah ada sebuah gigi yang mulai menyembul."Ayo, cepat Dit! Sudah hampir pukul 7.00 Iho! Nanti kau terlambat," Mama menambahkan.

Dengan enggan Dita keluar dari kamar mandi. Matanya masih sembab. Kalau saja hari ini tak ada ulangan IPS, Dita tak akan ke sekolah.Ya, ia ingin tinggal di rumah saja sampai gigi barunya tumbuh. Tapi, Dita tahu ia akan ketinggalan pelajaran. Siapa yang akan mengajarkannya kemudian. Ibu atau Bu Ndari? Tak mungkin, mereka sibuk. Dengan langkah berat Dita lalu berangkat ke sekolah.

Baca Juga: Sering Dialami oleh Anak-Anak Seperti Kita, Apa Itu Disleksia?"Mama, Dita pergi!" pamitnya.

Siang harinya, ketika jam 11.00 Dita sudah pulang sekolah. "Ma, tadi tidak jadi ulangan!" lapor Dita. "Bu Ndari hanya menanyakan beberapa pertanyaan.""Dita bisa menjawabnya?" Tanya Mama kemudian.Dita menggelengkan kepalanya. Lalu katanya, "Dita tidak angkat tangan untuk ikut menjawab. Dita takut kalau rahasia Dita ketahuan."

Baca Juga: 4 Museum di Jakarta yang Bisa Kita Kunjungi saat Akhir Pekan Tiba

"Rahasia? Rahasia apa Dit?" tanya Mama semakin heran."Begini Ma!" Dita melanjutkan ceritanya. "Di sekolah tadi Dita sama sekali tak berbicara. Juga tidak pada Maya. Dan sewaktu istirahat Dita makan roti sambil tutup mulut dengan sapu tangan. Mama tahu kenapa?"Mama menggeleng-gelengkan kepalanya.

Baca Juga: Oyakodon, Nasi Berselimut Telur dan Ayam yang Membuat Orang Rela Mengantre"lih, Mama! Kan biar teman-teman tidak tahu kalau Dita ompong!" ujarnya seraya masuk ke kamar.Mama yang melihat tingkah laku putrinya hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya saja.

Cerita dan Ilustrasi oleh: Dok. Majalah Bobo

Baca Juga: Nutrisi Apa Saja yang Dibutuhkan Gigi agar Tumbuh Sehat? #AkuBacaAkuTahu

#GridNetworkJuara

Tonton video ini, yuk!