Bobo.id - Indonesia memiliki berbagai satwa endemik atau satwa khas suatu daerah, contohnya komodo dari Pulau Komodo.
Sedangkan dari Sulawesi, ada anoa dan babirusa yang menjadi hewan endemik.
Namun sayangnya saat ini populasi dua hewan endemik ini menurun, teman-teman.
Hal ini dilaporkan dari pengamatan yang dilakukan oleh tim dari Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Saat ini, ada berapa, ya, jumlah anoa dan babirusa yang tersisa?
Baca Juga: Mengenal Burung Cantik Berkerah Biru, Cendrawasih Kerah Namanya!
Penurunan Jumlah Anoa dan Babirusa di Sulawesi Tengah
Pihak Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu atau BBTNLL ternyata sudah melakukan pengamatan terhadap jumlah anoa dan babirusa sejak tahun 2014, nih, teman-teman.
Dari pengamatan yang dilakukan sampai tahun 2018, tercatat kalau populasi dua jenis hewan ini mengalami penurunan.
Penurunan jumlah anoa dan babirusa ini dianggap mengkhawatirkan, karena kepunahan bisa terjadi terhadap dua jenis hewan endemik Sulawesi Tengah ini.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dan data dari tahun 2013, anoa yang ada di sekitar Taman Nasional Lore Lindu ternyata mengalami penurunan cukup banyak, lo.
Jumlah anoa yang tercatat tahun 2018 ternyata menurun sebanyak 87 persen dibandingkan dari data yang didapatkan pada 2013 lalu.
Akibatnya, saat ini hanya ada sekitar sepuluh ekor anoa saja di kawasan endemik atau habitat anoa.
Jumlah babirusa juga menunjukkan mengalami penurunan, meskipun tidak sebanyak anoa.
Baca Juga: Rupanya Burung Merak Juga Bisa Terbang, lo! Pernah Tahu?
Dari data yang didapatkan pada 2013, jumlah babirusa di kawasan taman nasional berjumlah 74 ekor.
Namun pada 2018, jumlah atau populasi babirusa yang tercatat hanya ada 41 ekor saja, teman-teman.
Jumlah ini menunjukkan kalau dalam lima tahun, jumlah babirusa menurun sebanyak 44 persen.
Baca Juga: Beruang Hitam Amerika, Beruang Besar yang Pandai Memanjat Pohon
Anoa dan Babirusa, Hewan Endemik dari Sulawesi
Apakah teman-teman sudah pernah melihat hewan bernama anoa saat mengunjungi kebun binatang?
Kalau belum, coba bayangkan bagaimana jadinya kalau sapi dan kerbau disilangkan, maka hasilnya adalah anoa.
Anoa dibagi menjadi dua jenis, lo, yaitu anoa dataran rendah dan anoa pegunungan.
Perbedaan kedua jenis anoa ini terletak pada warna bulu dan tanduknya, yaitu anoa dataran rendah punya bulu yang agak kehitaman dengan tanduk melingkar seperti kerbau.
Sedangkan anoa pegunungan memiliki bulu berwarna agak cokelat dan tanduk yang kasar dengan penampang seperti segitiga.
Sayangnya anoa menjadi langka dan terancam punah karena banyak diburu untuk diambil daging, kulit, dan tanduknya.
Nah, tidak hanya anoa saja yang menjadi hewan endemik Sulawesi, tapi juga hewan bernama babirusa.
Babirusa ternyata masih satu keluarga dengan babi hutan, nih, teman-teman.
Baca Juga: Kucing Anggora Asli Asalnya dari Mana, ya? Ini Fakta Kucing Anggora!
Bentuk babirusa dengan babi hutan sangat mirip, tapi babirusa memiliki taring yang melengkung di dekat mulutnya.
Untuk mendapatkan makanan, biasanya babirusa akan mencari makanan di malam hari dan makan apa saja, mulai dari dedaunan, buah-buahan, larva, hingga jamur.
Babirusa menjadi hewan endemik Sulawesi yang sejak 1996 termasuk sebagai hewan dilindungi karena populasinya yang semakin berkurang disebabkan oleh perburuan liar dan kerusakan hutan.
Selain itu, babirusa juga termasuk hewan yang lama dalam berkembangbiak.
Dalam setahun, induk babirusa hanya bisa melahirkan satu atau dua ekor anak babirusa saja, lo.
Baca Juga: Bisa Hidup Sampai 85 Tahun, Kita Mengenal European Eel, yuk!
Akibatnya jumlah babirusa tidak bisa bertambah dengan cepat, teman-teman.
Tonton video ini juga, yuk!