Masker N95 Dipakai untuk Wilayah dengan Polusi Udara Tinggi, Apa Bedanya dengan Masker Biasa?

By Tyas Wening, Jumat, 20 September 2019 | 16:06 WIB
Ilustrasi menggunakan masker (Sasiistock/iStockphoto)

Imbauan Menggunakan Masker N95

Saat polusi udara di Jakarta dinyatakan menjadi yang tertinggi dibandingkan kota-kota lain di dunia, penduduk kota Jakarta memakai masker ke manapun, terutama di luar ruangan.

Tujuan penggunaan masker ini adalah untuk menyaring berbagai partikel berbahaya yang ada di udara.

Dalam beberapa minggu belakangan ini, masyarakat di Kalimantan dan Sumatra juga dianjurkan untuk menggunakan masker, nih, teman-teman.

Anjuran atau imbauan untuk memakai masker bagi warga Kalimantan dan Sumatra ini disebabkan karena asap tebal yang ada di dua wilayah ini.

Baca Juga: Ada yang Alergi Ponsel Sampai Alergi Pancake, Inilah Alergi-Alergi yang Aneh

Asap tebal itu berasal dari kebakaran hutan dan lahan atau karhutla yang sudah terjadi selama beberapa minggu ini.

Akibatnya, banyak warga yang mengalami ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut karena menghirup udara yang berpolusi.

Namun dalam imbauan pemakaian masker, ternyata masker yang digunakan sebaiknya adalah masker khusus bernama N95.

Masker N95 dikatakan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menyaring partikel berbahaya pada udara dengan polusi tinggi.

Baca Juga: Tingkatkan Digitalisasi, Ratusan Desa di Jawa Barat Dipasangi Jaringan WiFi

Masker N95 Menyaring Partikel Berbahaya dengan Lebih Baik

Polusi udara akibat kebakaran hutan yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan, terutama di Riau serta beberapa wilayah lainnya dianggap sangat berbahaya bagi pernapasan, nih, teman-teman.

Nah, karena partikel dalam asap kebakaran hutan ini lebih berbahaya, maka masker yang biasa digunakan belum memenuhi standar kesehatan.

Pihak Kementerian Kesehatan RI kemudian menyarankan pemakaian masker khusus, yaitu N95 yang lebih baik dalam menyaring partikel berbahaya.