Bagaimana Obat Bius Memengaruhi Otak Kita, ya? #AkuBacaAkuTahu

By Avisena Ashari, Rabu, 9 Oktober 2019 | 12:22 WIB
Ilustrasi pasien di bawah pengaruh obat bius (MaxPixel's contributors)

Ahli anestesi akan memberikan obat kedua dengan dosis yang tepat supaya pasien yang dioperasi tidak bangun terlalu cepat atau terlalu lama tidak sadarkan diri.

Jadi, secara umum anestesi ini melakukan tiga fungsi, yaitu membuat pasien tidak sadarkan diri, menjaga agar pasien tidak merasakan sakit, dan membuat pasien tidak ingat kejadian selama operasi.

Tapi, anestesi ini berbeda dengan saat kita tidur, lo.

Perbedaan Anestesi dan Tidur pada Otak

Berbeda dengan saat tidur, saat seseorang ada di bawah pengaruh obat bius, sebagian otaknya masih aktif.

Namun kondisi otak yang aktif ini berbeda dengan waktu kita benar-benar sadar.

Pada keadaan anestesi, bagian otak yang aktif ini tidak berkomunikasi satu sama lain.

Kemudian, saat anestesi, pasien tidak mengalami pergerakan mata rapid eye movement dan juga tidak bermimpi seperti saat tidur.

Pasien itu juga tidak akan mudah bangun jika dipanggil namanya, saat ada di bawah pengaruh anestesi. Ini bisa terjadi karena jalur dan komunikasi antar jaringan saraf 'terganggu' oleh adanya obat bius, teman-teman.

Yang Terjadi di Otak Saat Dibius

Campuran senyawa obat bius bekerja dengan cara menutup jalur ke saraf.  Ketika jalur saraf ditutup, saraf tidak bisa memberi tahu otak kalau kita merasakan sakit.

Baca Juga: Orang Bertubuh Gendut Lebih Sering Berkeringat, Ini Sebabnya