Bobo.id – Apa teman-teman tahu apa fungsi obat bius?
Biasanya, obat bius diberikan pada pasien yang akan menjalani operasi di rumah sakit, teman-teman.
Nah, saat diberi obat bius, seorang pasien jadi tidak merasakan rasa sakit akibat proses operasi.
Anestesi, Saat Tubuh Tidak Merasakan Sakit
Saat seseorang diberi obat bius, keadaan itu disebut dengan anestesi.
Obat bius diperlukan agar dokter bisa melakukan tindakan operasi dengan kondisi pasien seperti sedang tidur.
Ada dua jenis anestesi ini, teman-teman, yaitu anestesi umum dan anestesi lokal.
Anestesi umum akan membuat pasien sepenuhnya tidak sadarkan diri, sedangkan anestesi lokal hanya akan membuat bagian tubuh tertentu mati rasa.
Kemudian ada juga sedasi, yaitu penenang yang membuat pasien tetap ada dalam keadaan sadar tapi tidak ingat pada kejadian yang terjadi selama operasi.
Fungsi Anestesi di Tubuh
Biasanya, anestesi umum ini menggabungkan dua jenis obat, teman-teman. Obat pertama akan membuat pasien tidak sadarkan diri, dan obat kedua mengendalikan tubuh untuk tetap berada dalam posisi tidak sadarkan diri.
Baca Juga: Sering Mimisan? Kenali Penyebabnya dan Kapan Harus ke Dokter, yuk!
Ahli anestesi akan memberikan obat kedua dengan dosis yang tepat supaya pasien yang dioperasi tidak bangun terlalu cepat atau terlalu lama tidak sadarkan diri.
Jadi, secara umum anestesi ini melakukan tiga fungsi, yaitu membuat pasien tidak sadarkan diri, menjaga agar pasien tidak merasakan sakit, dan membuat pasien tidak ingat kejadian selama operasi.
Tapi, anestesi ini berbeda dengan saat kita tidur, lo.
Perbedaan Anestesi dan Tidur pada Otak
Berbeda dengan saat tidur, saat seseorang ada di bawah pengaruh obat bius, sebagian otaknya masih aktif.
Namun kondisi otak yang aktif ini berbeda dengan waktu kita benar-benar sadar.
Pada keadaan anestesi, bagian otak yang aktif ini tidak berkomunikasi satu sama lain.
Kemudian, saat anestesi, pasien tidak mengalami pergerakan mata rapid eye movement dan juga tidak bermimpi seperti saat tidur.
Pasien itu juga tidak akan mudah bangun jika dipanggil namanya, saat ada di bawah pengaruh anestesi. Ini bisa terjadi karena jalur dan komunikasi antar jaringan saraf 'terganggu' oleh adanya obat bius, teman-teman.
Yang Terjadi di Otak Saat Dibius
Campuran senyawa obat bius bekerja dengan cara menutup jalur ke saraf. Ketika jalur saraf ditutup, saraf tidak bisa memberi tahu otak kalau kita merasakan sakit.
Baca Juga: Orang Bertubuh Gendut Lebih Sering Berkeringat, Ini Sebabnya
Kebutuhan obat bius disesuaikan apakah dokter ingin menekan kerja saraf eksitatorik atau menambah kerja saraf inhibitorik.
Saraf eksitatorik akan aktif dan mengirimkan sinyal pada saraf lain untuk menjadi aktif. Saat ditekan, artinya mengurangi sinyal yang dikirim ke saraf lain.
Saraf inhibitorik membuat sel saraf sulit memproduksi sinyal. Saat ditambah, ia jadi semakin membuat sel saraf sulit memproduksi sinyal.
Pada intinya, dua-duanya digunakan untuk "mengganggu" kerja saraf untuk sementara waktu, teman-teman.
Fakta Menarik Obat Bius
Tahukah kamu? Seseorang dengan rambut asli berwarna merah membutuhkan lebih banyak dosis obat bius saat dioperasi, dibandingkan dengan orang yang berambut gelap.
Menurut peneliti, ini disebabkan oleh gen yang memproduksi warna merah rambut, yang berhubungan dengan ketahanan terhadap obat bius.
Sekarang teman-teman sudah tahu deh, serba-serbi bagaimana obat bius memengaruhi otak kita dan fakta obat bius lainnya! #AkuBacaAkuTahu
Baca Juga: Apa yang Terjadi Kalau Benang Luka yang Dijahit Dibiarkan di Tubuh?
Yuk, lihat video ini juga!