"Bruk!" terdengar suara yang begitu keras, yang membuyarkan lamunan Jenny. Ia mengintip ke halaman melalui jendela kamarnya untuk melihat apa yang terjadi.
Ternyata tadi itu suara koper-koper Bibi Mathilda yang jatuh dari sapu terbang Mama. la melihat Bibi Mathilda sedang memeluk Mama.
"Ayo, masuklah. Aku sudah membuat kue cokelat kesukaanmu dan teh hangat," ajak Mama.
Mereka masuk ke dalam rumah. George, kakak Jenny, menyusul di belakangnya sambil membawa koper-koper.
Dari kamarnya, Jenny mendengar Mama dan Bibi Mathilda tertawa-tawa di meja makan. Entah apa yang mereka bicarakan.
"George! Jenny! Kemarilah anak-anak manis...." Terdengar suara Bibi Mathilda memanggil.
Tak lama, kedua anak itu sudah duduk manis di sebelahnya. Mereka mengerti, kalau Bibi memanggil dengan nada seperti itu, pasti mereka akan diberi sesuatu.
Dan benar saja. Bibi Mathilda mengeluarkan bungkusan besar dari dalam tasnya yang berwarna biru tua.
"Ini, aku membawa banyak permen untuk kalian. Aku membelinya di toko permen terbaik di kotaku. Tapi ingat, anak-anak, jangan kalian habiskan sekaligus agar tidak sakit gigi," ujarnya.
"Terima kasih," ujar George dan Jenny bersamaan.
"Bibi, bolehkan aku menanyakan sesuatu?" tanya Jenny takut-takut.
Baca Juga: Membuat Karya Ilmiah: Kampanye Upaya Pelestarian SDA dengan Minecraft Karya Zayyan Ahmad Hanan