Bobo.id - Setiap 10 November, kita sebagai rakyat Indonesia selalu memperingati Hari Pahlawan.
Biasanya, Hari Pahlawan diperingati dengan diadakannya upacara bendera di sekolah.
Apakah teman-teman hari ini ada yang mengikuti upacara memperingati Hari Pahlawan di sekolah masing-masing?
Baca Juga: Mengenal Nilai-Nilai Kepahlawanan di Festival Dongeng Internasional Indonesia 2019
Hari Pahlawan termasuk salah satu hari nasional yang bukan hari libur. Namun, tahun ini, Hari Pahlawan jatuh pada hari Minggu sehingga kita tetap libur.
Hari Pahlawan diperingati setiap 10 November ini ternyata sudah dilakukan sejak 60 tahun yang lalu, lo.
Apa yang mendasari peringatan 10 November sebagai Hari Pahlawan, ya? Yuk, kita cari tahu sejarahnya!
Baca Juga: Danudirdja Setiabudhi, Warga Asing yang Menjadi Pahlawan Indonesia
Penetapan Hari Pahlawan pada Keppres Tahun 1959
Seperti yang tadi sudah Bobo jelaskan, Hari Pahlawan termasuk salah satu dari hari nasional yang bukan hari libur.
Hal ini tertuang pada Keputusan Presiden (Keppres) No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur.
Di dalam keppres yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno ini tertulis bahwa ada enam hari bersejarah yang dijadikan sebagai hari nasional bukan hari libur.
Baca Juga: 5 Tumbuhan Ini Juga Patut Disebut Pahlawan, lo! Pahlawan Anti-Polusi
Hari-hari itu adalah Hari Pendidikan Nasional (8 Mei), Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei), Hari Angkatan Perang (5 Oktober), Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober), Hari Pahlawan (10 November), dan Hari Ibu (22 Desember).
Meski baru ditetapkan sebagai hari nasional pada 1959, peringatan Hari Pahlawan sudah ada sebelum tahun itu.
Menurut catatan sejarah, Bung Karno tercatat telah menghadiri peringatan Hari Pahlawan di Bali pada 1958, satu tahun sebelum penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Baca Juga: Tokoh Mulan Terinspirasi dari Kisah Pahlawan Tiongkok, lo! Pernah Tahu?
Saat itu, Bung Karno memberi sambutan di hadapan para pemuda dan pelajar yang menghadiri acara peringatan itu.
Dalam catatan sejarah itu juga disebutkan bahwa setiap 10 November diadakan perayaan atau pawai melintasi jalan-jalan besar di Surabaya, terutama melalui Hotel Oranje atau Hotel Yamato.
Sebab, di tempat itulah bendera Belanda diturunkan oleh para pemuda Surabaya dan menggantinya dengan bendera Merah Putih.
Baca Juga: Meski Namanya Mirip, dr. Soetomo dan Bung Tomo Adalah Pahlawan yang Berbeda, lo
Mengapa Diperingati Setiap 10 November?
Latar belakang ditetapkannya 10 November sebagai Hari Pahlawan bukan tanpa alasan, teman-teman.
Pada 10 November 1945, ada pertempuran antara pemuda-pemuda Surabaya dengan tentara Belanda.
Peristiwa itu bermula dari kedatangan Tentara Sekutu ke Surabaya pada Oktober 1945 yang dipimpin oleh Jenderal Mallaby.
Mereka melakukan aksi seremonial dengan berjalan ke berbagai sudut kota untuk melihat situasi.
Baca Juga: Fakta Seputar Pahlawan Nasional Ibu Kartini
Namun, pada 30 Oktober 1945, perwira kerajaan Inggris itu meninggal akibat mobil yang ditumpanginya hangus terbakar.
Mengenai penyebab meninggalnya Jenderal Mallaby, hingga saat ini masih belum ada penjelasan pasti.
Meninggalnya Mallaby itu pun memicu kemarahan dari tentara Sekutu.
Pada 9 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan peringatan kepada warga Surabaya melalui selebaran kertas.
Baca Juga: Mengenang Pertempuran 10 November di Tugu Pahlawan Surabaya
Peringatan tersebut berisi tuntutan agar warga Surabaya menyerahkan semua senjata kepada tentara Sekutu sebelum pukul 06.00 pagi hari berikutnya, 10 November 1945.
Namun, warga Surabaya menolak tuntutan itu. Pertempuran antara kedua pihak pun akhirnya terjadi.
Pertempuran yang berlangsung lebih dari tiga minggu itu membuat ribuan orang meninggal dunia.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Tugu Pahlawan di Surabaya, Dulu Jadi Gedung Peradilan
(Penulis: Ahmad Naufal Dzulfaroh)
Lihat video ini juga, yuk!