Cerpen Anak: Ketika Laut Marah

By Sarah Nafisah, Sabtu, 7 Desember 2019 | 18:00 WIB
Cerpen Anak: Ketika Laut Marah (Dok. Majalah Bobo)

Namun, selama hari-hari sulit itu, ada pesta di rumah Pak Yus. Tak ada yang menikah, tak ada yang ulang tahun, dan Pak Yus juga bukan orang kaya. Pak Yus hanyalah nelayan biasa, seperti para tetangganya.

Pada hari-hari sulit itu, Pak Yus menyuruh istrinya memasak nasi dan beberapa macam lauk-pauk banyak-banyak.

Lalu, ia mengundang anak-anak tetangga yang berkekurangan untuk makan di rumahnya.

Dengan demikian rengek tangis anak yang lapar tak terdengar lagi, diganti dengan perut kenyang dan wajah berseri-seri.

Baca Juga: Walau Terlihat Sepele, Ternyata Menulis Diary Memiliki Banyak Manfaat

Kini tibalah hari kelima. Pagi-pagi Ibu Yus memberi laporan, "Pak, uang kita tinggal 20.000. Kalau hari ini kita menyediakan makanan lagi untuk anak-anak tetangga, besok kita sudah tak punya uang. Belum tentu nanti sore Bapak bisa melaut!"

Pak Yus terdiam sejenak. Sosok tubuhnya yang hitam kukuh melangkah ke luar rumah, memandang ke arah pantai dan memandang ke langit. Nun jauh di sana segumpal awan hitam menjanjikan cuaca buruk nanti petang.

Kemudian, ia masuk ke rumah dan berkata mantap, "Ibu pergi saja ke pasar dan berbelanja. Seperti kemarin, ajak anak-anak tetangga makan. Urusan besok jangan dirisaukan."