Terpikir oleh Pak Amang untuk membalas dendam pada Pak Dudi agar tidak bicara seenaknya. Rasanya ia ingin menemui Pak Dudi dan memaki-makinya agar jangan
mematahkan semangat orang. Tapi itu tidak dilakukannya.
Suatu ketika ia memandang bunga-bunga di kebunnya. Tiba-tiba terlintas sesuatu di benaknya. Maka Pak Amang pun menjadi sangat bersemangat. la akan mulai melukis bunga sebagus mungkin lalu menjual hasil karyanya. Juga lukisan-lukisan bunga itu akan disumbangkannya pada lembaga-lembaga sosial. Mereka bisa menjualnya dan mendapatkan dana. Bila ia sudah terkenal, tentu ia akan diwawancarai di majalah atau televisi atau bisa mengadakan pameran. Pada waktu itulah ia akan mengecam Pak Dudi.
Baca Juga: Sering Tertular Flu? Ini 5 Cara Agar Tidak Terkena Flu
Maka Pak Amang pun mulai bekerja keras. Ternyata menggambar bunga jauh lebih mudah. Apalagi contoh bunga-bunga yang indah dan segar dengan mudah bias didapat dari kebun bunganya.
Satu tahun kemudian Pak Amang mulai terkenal sebagai pelukis bunga. Hasil karyanya laku keras. Pak Amang sendiri tidak pernah ke kota. la hanya menyuruh pegawainya pergi ke alamat-alamat yang ditentukannya. Diam-diam ia berharap saat untuk membalas dendam tak lama lagi akan tiba.