Mula-mula kami membersihkan tanah dari ilalang. Lalu, kami membuat bukit-bukit kecil di taman itu. Maksudnya supaya letak tanamannya berbukit-bukit. Setelah beres, barulah kami mencari tanaman.
Setiap ada penjual bunga lewat, kami panggil. Kami memilih tanaman yang bagus dan murah. Kami juga menanyakan tentang cara menanam dan memeliharanya. Biasanya penjual bunga tahu caranya.
Taman kami tidak sekaligus penuh tanaman. Habis, kami membelinya dengan cara mencicil. Maklum, uang untuk membeli bunga kami sisihkan dari uang saku.
Baca Juga: Fungsi dan Tujuan Filsafat Pancasila bagi Negara Indonesia
Selain membeli, Niken dan Kak Sapti memperoleh tanaman dari teman-teman. Setiap minggu tanaman kami bertambah.
Tak terasa, sekarang, beberapa bulan kemudian, taman kami sudah penuh dengan tanaman. Bangga sekali rasanya. Apalagi Ayah dan Ibu turut senang.
Entah ada berapa jenis tanaman di taman kami. Yang jelas, Niken paling suka mawar. Mawar Niken besar-besar. Ada yang merah dan ada yang oranye. Niken pun suka bungabunga lain. Sayangnya, Niken tak tahu namanya.
Ada bunga putih seperti lonceng, ada bunga ungu seperti anggrek, ada bunga biru kecil-kecil, ada bunga putih berputik oranye, ada bunga kuning besar dan bagus. Asyik, ya!