Taman di samping rumah itu selalu dikunjungi tamu. Coba tebak, siapa yang datang. Teman-teman Niken, teman-teman Kak Sapti datang sesekali. Tetapi, ada tamu yang tak bosan-bosannya menikmati keindahan taman kami.
Mereka adalah binatang-binatang kecil yang lucu. Ada kumbang merah berbintik hitam, ada ulat yang merayap di daun, ada lebah yang mendengung. Tetapi, yang paling Niken sukai adalah kupu-kupu.
Baca Juga: Tempura Daun Maple di Jepang Ini Sudah Ada Sejak Abad ke-14!
Niken sering berdiri di antara bunga-bunga. Lalu, kupu-kupu itu hinggap di tangan Niken. Niken senang sekali memperhatikan sayapnya. Indah berwarna-warni!
Kupu-kupu itu seolah-olah berbicara pada Niken. Tidak dengan bahasa manusia, tetapi dengan gerakan. Mereka seolah-olah berkata, "Senang berada di tamanmu. Kami dapat terbang ke sana-kemari dengan aman tanpa takut diganggu."
Fifit, Niken juga punya beberapa teman yang tamannya jarang dikunjungi kupu-kupu. Mengapa? Karena kupu-kupu itu selalu dikejar, ditangkap, dan dijadikan mainan oleh mereka.
Mereka meliliti badan kupu-kupu itu dengan tali hingga mereka tak bisa terbang. Mereka hanya bisa menggerak-gerakkan sayapnya. Pasti kupu-kupu itu berteriak, "Lepaskan aku!"