Cerpen Anak: Satu Arah dan Dua Arah

By Sarah Nafisah, Rabu, 1 Januari 2020 | 18:00 WIB
Cerpen Anak: Satu Arah dan Dua Arah (Dok. Majalah Bobo)

“Bukan, ini kertas HVS 80 gram. Masing-masing akan dapat satu lembar dengan ukuran setengah folio!” Pak Awang memberitahu.

Pak Awang pun mulai membagikan kertas-kertas putih polos itu kepada anak-anak yang duduk di bangku terdepan. Mereka meneruskannya ke belakang sampai semua anak kebagian.

“Bikin kapal terbang, ya, Pak?” tanya Badu. Pak Awang senyum dan menggelengkan kepala, membuat anak-anak penasaran.

Setelah semua anak kebagian kertas, Pak Awang berkata, “Sekarang, ambil pensil!” Dengan agak tegang, anak-anak menurut perintah Pak Guru.

“Kalian tak boleh bertanya. Lakukan saja apa kata Bapak!” kata Pak Guru.

Baca Juga: Kembang Api Identik dengan Tahun Baru, Bagaimana Sejarah Kembang Api? #AkuBacaAkuTahu

“Sekarang, gambarlah sebuah lingkaran!” perintah Pak Awang. Anak-anak mulai menggambar. Pak Awang berkeliling mengamati pekerjaan anak-anak didiknya.

Setelah itu ia meminjam kertas beberapa anak, menuliskan nama anak-anak itu di kertas masing-masing.

Lalu Pak Awang berdiri di muka kelas dan memperhatikan kertas-kertas itu bergantian. “Perintahnya, membuat lingkaran. Dan kalian tidak boleh bertanya. Hasilnya seperti ini: Badu membuat lingkaran besar hampir memenuhi kertas. Eko membuat lingkaran sebesar alas gelas. Erika membuat lingkaran sebesar uang logam seratus. Semuanya memang lingkaran, tidak salah. Padahal yang ada dalam pikiran Bapak adalah lingkaran dengan garis tengah 8 sentimeter. Nah, inilah yang disebut komunikasi satu arah. Komunikasi yang tidak jelas!”

Kemudian Pak Awang mengembalikan kertas-kertas itu.