Cerpen Anak: Satu Arah dan Dua Arah

By Sarah Nafisah, Rabu, 1 Januari 2020 | 18:00 WIB
Cerpen Anak: Satu Arah dan Dua Arah (Dok. Majalah Bobo)

“Aduuuh, aduuuuh, jangan main penggaris, dong! Itu curang namanya!” protes Badu sambil menengok ke belakang. Anak-anak tertawa geli.

“Selamat siang, anak-anak!” suara berat Pak Awang menggema ketika guru Bahasa Indonesia, guru favorit mereka memasuki ruangan.

“Selamat siaaang, Paaak!” sambut anak-anak. “Hari ini belajar apa, Pak? Buku 5A sudah selesai!” Erika mengingatkan. Pak Awang tersenyum.

Baca Juga: Ikan Hidup di dalam Air, Apakah Mereka Juga Buang Air Kecil? #AkuBacaAkuTahu

“Belajar apa, ya, enaknya? Mungkin sebaiknya kita mengadakan ulangan tiba-tiba!” kata Pak Awang. Ia membuka tasnya dan mengeluarkan setumpuk kertas putih polos.

“Jangan, dong, Pak! Masak, sih, Bapak tega memberikan ulangan tiba-tiba?” protes Yayuk.

“Masak tempe atau sayur asem, Yuk?” goda Badu. Yayuk selalu menyebut "masa" dengan “masak”. Anak-anak tertawa.

“Tak mungkin ulangan. Di tangan Pak Awang itu kan kertas gambar!” Lina mengemukakan pendapat.