Bobo.id - Pada bulan Desember 2019 lalu, Indonesia menjadi salah satu negara yang bisa melihat gerhana matahari terakhir di tahun 2019 dengan jelas, yaitu gerhana matahari cincin.
Setelah gerhana matahari, di bulan Januari 2020 akan ada gerhana bulan yang terjadi pertama di tahun 2020, yaitu gerhana bulan penumbra.
Berbeda dengan gerhana matahari, teman-teman tidak perlu memakai kacamata khusus maupun alat bantu saat melihat langsung gerhana bulan.
Gerhana bulan dan gerhana matahari sama-sama melibatkan tiga benda langit yang sama, yaitu matahari, bulan, dan Bumi.
Baca Juga: Yuk, Lihat Foto Gerhana Matahari Cincin 2019! Ada yang dari Indonesia!
Tahukah kamu? Ada tiga jenis gerhana bulan yang bisa terjadi dan teman-teman saksikan.
Berbagai jenis gerhana bulan ini adalah gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra.
Karena namanya yang berbeda, tentu saja ketiga jenis gerhana bulan ini juga memiliki wujud yang berbeda.
Perbedaan Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan
Sebelum mengetahui macam-macam jenis gerhana bulan, ketahui dulu, yuk, perbedaan antara gerhana bulan dengan gerhana matahari!
Gerhana bulan dan gerhana matahari melibatkan tiga benda langit yang sama, yaitu matahari, bulan, dan Bumi.
Nah, saat terjadi gerhana bulan maupun gerhana matahari, ketiganya akan berbaris atau berada pada satu garis lurus yang menyebabkan salah satunya terhalang dari garis pandang normal.
Bulan yang terletak di antara Bumi dan Matahari akan menghalangi akan menghalangi pandangan normal Matahari dari Bumi.
Baca Juga: Keren, Ada 2 Benda Langit yang Diberi Nama dari Indonesia! Apa Saja?
Hal inilah yang kemudian menyebabkan adanya peristiwa gerhana matahari, seperti gerhana matahari cincin yang terjadi pada akhir tahun 2019 lalu.
Sedangkan gerhana bulan terjadi saat Bumi terletak di antara Matahari dan Bulan.
Posisi ini akan mengakibatkan cahaya Matahari terhalang oleh Bumi, sehingga cahayanya tidak sampai ke Bulan.
Baca Juga: Asyik, Malam Ini Kita Bisa Mengamati Puncak Hujan Meteor Leonid!
1. Gerhana Bulan Total
Ada tiga jenis gerhana bulan yang bisa kita saksikan dari Bumi, nih, teman-teman.
Jenis gerhana bulan yang pertama adalah gerhana bulan total, yang meskipun bisa muncul setiap 18 bulan sekali, tapi di beberapa tempat tertentu, peristiwa ini hanya terjadi beberapa ratus tahun sekali.
Terjadinya gerhana bulan total disebabkan ketika Bulan berada tepat di bayangan umbra atau ketika Bulan sepenuhnya tertutup bayangan Bumi.
Umbra adalah bagian tergelap dari bayangan itu sendiri.
Saat gerhana bulan total terjadi, kita bisa menyaksikan warna yang berbeda-beda setiap peristiwa ini terjadi.
Bulan bisa saja berubah warna menjadi merah, cokelat, maupun jingga, pada beberapa tempat atau negara tertentu yang melihatnya.
Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi kalau Astronaut Melompat dari Stasiun Ruang Angkasa Internasional, ya?
Berbagai warna ini ternyata berasal dari cahaya Bumi yang kemudian diteruskan oleh atmosfer yang melapisi Bumi.
Gerhana bulan total masih dibedakan menjadi dua jenis, nih, yaitu gerhana bulan total dan gerhana bulan total +.
Bedanya dengan gerhana bulan total, gerhana bulan total + muncul saat bulan melintasi pusat daerah umbra. Warna merah di bulan saat gerhana bulan total + ini juga akan terlihat lebih rata.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Seseorang Tersedot ke Dalam Lubang Hitam?
2. Gerhana Bulan Sebagian atau Parsial
Sesuai namanya, gerhana bulan sebagian ini berbeda dengan gerhana bulan total.
Saat gerhana bulan total terjadi, seluruh permukaan Bulan akan terhalang bayangan Bumi dan tidak mendapatkan cahaya Matahari sama sekali.
Namun pada gerhana bulan parsial, hanya sebagian permukaan Bulan saja, nih, yang terhalang Bumi dan tidak mendapatkan cahaya Matahari.
Ini artinya, ada sebagian permukaan Bulan yang mendapatkan cahaya Matahari dan bagian itu masih dapat kita lihat dari Bumi.
Karena gerhana bulan parsial yang terjadi dan hanya sebagian permukaan Bulan yang mendapat cahaya Matahari, hal ini membuat bulan terlihat seperti Bulan sabit atau Bulan setengah, teman-teman.
Ketika gerhana bulan parsial terjadi, maka sebagian besar permukaan Bulan akan terlihat berwarna merah, sedangkan sisanya terlihat berwarna putih seperti biasanya.
Penyebabnya adalah karena sekitar lebih dari 50 persen permukaan Bulan masuk ke umbra atau bagian tergelap Bumi.
Baca Juga: Selain Bimasakti dan Milky Way, Ini Nama Galaksi Kita dalam Berbagai Bahasa
3. Gerhana Bulan Penumbra
Jenis gerhana bulan lainnya yang bisa terjadi dan dapat disaksikan adalah gerhana bulan penumbra, teman-teman.
Di tahun 2020 ini, kita bisa menyaksikan gerhana bulan penumbra pada 11 Januari mendatang.
Meski terjadi pada awal tahun ini, sayangnya gerhana bulan penumbra tidak jauh berbeda dengan bulan purnama yang biasa terjadi.
Bedanya hanya pada cahaya bulan yang terlihat lebih redup jika dibandingkan dengan bulan purnama.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Tidak Ada Bulan yang Mengorbit pada Bumi?
Hal ini disebabkan karena letak Bulan yang berada di bagian penumbra dari Bumi.
Jadi, gerhana bulan penumbra adalah peristiwa saat bulan berada di bayangan penumbra Bumi yang menyebabkan cahaya dari permukaan Bulan terlihat lebih redup.
Teman-teman masih ingat, kan, kalau gerhana bulan total terjadi saat Bulan berada di umbra, atau bagian tergelap dari bayangan Bumi?
Nah, berbeda dengan umbra, penumbra adalah bayangan redup yang muncul saat terjadinya gerhana.
Baca Juga: Mengenal Polaris, Bintang Utara yang Tidak Pernah Terbit dan Terbenam
Hal ini menyebabkan Bulan akan melintasi wilayah bayangan Bumi dengan bayangan cahaya redup.
Hasilnya, Bulan akan tetap terlihat seperti biasa, hanya saja dengan cahaya yang lebih redup atau tidak seterang biasanya.
Tonton video ini juga, yuk!