Mobil terus berjalan. Wajah Pak Iwan masam dan Pak Dipo juga telinganya memerah mendengar soal pendidikan disebut-sebut.
"Walaupun aku tamatan SMP, belum tentu aku kalah cerdik. Hayo, kamu mau lomba apa?" tantang Pak Dipo.
"Nantilah, di gedung pertemuan kita bicarakan lagi. Percuma, di dalam mobil hanya ada kita berdua. Menang atau kalah tak ada saksinya!" Pak Iwan menanggapi tantangan itu.
Baca Juga: Inilah 4 Taman Hiburan Terkenal di Dunia, Pernah Berkunjung?
Keduanya merasa lega. Pak Dipo mulai bersenandung lagu "Burung Kakaktua" dan Pak Iwan mengikuti. Mereka tampak bersemangat, sementara masing-masing berpikir lomba apa yang sebaiknya diadakan.
Di gedung pertemuan di lantai dua sudah ada sekitar sepuluh orang yang hadir. Kedua kakek itu bersalaman dengan yang hadir, lalu menceritakan peristiwa yang mereka alami tadi.
"Sebaiknya kami lomba apa, ya? Kalau gulat kasihan Pak Dipo. Dia pasti kalah!" gurau Pak Iwan.
"Eh, belum tentu. Dulu kan aku pernah belajar pencak silat!" jawab Pak Dipo sambil memperagakan gerakan memasang kuda-kuda.