Bobo.id – Pernahkah teman-teman melihat bangunan yang dilengkapi panel surya?
Panel surya adalah alat untuk mengubah cahaya Matahari (energi surya) menjadi energi listrik, teman-teman.
Energi surya ini adalah salah satu contoh energi terbarukan atau energi yang diproduksi dari sumber yang tidak menghabiskan sumber daya alam dan bisa terus dikembalikan.
Biasanya, panel surya dipasang di atap bangunan seperti rumah, sekolah, atau perkantoran, atau di jalanan.
Energi yang didapatkan dari cahaya matahari melalui panel surya ini bisa menjadi solusi mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, lo.
Bayangkan kalau panel surya dipasang di area yang luas seperti Gurun Sahara, kira-kira berapa listrik yang dihasilkan, ya?
Baca Juga: Keren! Kereta Ini Hanya Menggunakan Cahaya Matahari untuk Berjalan, lo!
Cara Kerja Panel Surya
Panel surya terdiri dari sel surya yang dibuat dari atom silikon yang sangat kecil.
Saat sudah diproses, lapisan silikon sel surya diberi sebuah lapisan logam di belakangnya dan bagian depannya diberi logam yang bentuknya seperti jala. Lapisan seperti jala itu lah yang menghadap ke arah Matahari.
Dalam setiap atom silikon itu ada elektron yang memiliki muatan listrik.
Saat cahaya Matahari mengenai panel surya, cahaya itu mengenai elektron dan membebaskanya. Elektron itu bisa bergerak ke arah atas menuju sisi yang menghadap ke Matahari.
Inilah yang menghasilkan listrik yang bisa dialirkan ke berbagai peralatan di rumah kita, mulai dari lampu, televisi, komputer, dan yang lainnya.
Listrik yang dihasilkan tergantung pada cuaca setiap hari. Jika cuaca cerah, maka lebih banyak daya listrik yang dihasilkan dibandingkan saat mendung.
Wah, bagaimana jika panel surya dipasang di Gurun Sahara yang luas dan panas?
Baca Juga: Keren! Gedung Sekolah Ini Dilapisi 12.000 Panel Surya Warna Biru!
Bagaimana Jika Ada Panel Surya di Seluruh Gurun Sahara
Gurun Sahara memiliki luas sekitar 9,2 juta kilometer persegi, teman-teman. Jika seluruh wilayah itu dipasangi panel surya, total energi listrik yang dihasilkan setiap tahunnya bisa mencaapai 22 gigawatt-jam.
Jumlah itu ribuan kali lebih banyak dibandingkan kebutuhan listrik dunia saat ini, lo.
Kemudian, jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan fosil dan pembangkit listrik tenaga nuklir, panel surya lebih aman bagi lingkungan.
Panel surya tidak menghasilkan apa-apa yang buruk bagi lingkungan, sementara pembangkit listrik yang menggunakan fosil menyisakan gas berisi polutan dan pembangkit listrik tenaga nuklir menghasilkan zat sisa radioaktif.
Namun, jika panel surya dipasang di Gurun Sahara, badai pasir di sana bisa menutupi panel surya dengan pasir sehingga listrik yang dihasilkan kurang efisien.
Kemudian, pasir itu sulit dibersihkan karena di Gurun Sahara kita sulit menemukan sumber air.
Memasang banyak panel surya di Gurun Sahara yang luas tentunya juga membutuhkan biaya yang besar.
Tapi, panel surya bisa dipasang di banyak tempat dan tidak harus di area gurun, kok.
Di banyak tempat di dunia, panel surya yang efektif menghasilkan listrik dibuat di lahan tertentu yang disebut solar farm atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Wah, di masa depan semoga semakin banyak yang menggunakan sumber listrik dari energi terbarukan, ya!
Baca Juga: Ada Energi Alternatif, Ada Energi Terbarukan, Apa Perbedaan Keduanya?
Yuk, lihat video ini juga!