Tahukah kamu? Stratosfer yang terkena aerosol dari kolom erupsi ini bisa menyebabkan perubahan iklim jangka pendek, teman-teman. Seperti yang pernah terjadi saat letusan Gunung Tambora pada 1815.
Terbentuknya Kolom Erupsi
Kolom abu erupsi gunung berapi ini terbentuk dalam aktivitas vulkanik eksplosif, ketika konsentrasi bahan yang mudah berubah jadi gas dalam magma yang naik mengubahnya menjadi abu vulkanik halus dan batuan yang kasar.
Asap dan batuan ini dikelarkan dengan kecepatan ratusan meter per detik, itu sebabnya bisa membumbung sangat tinggi.
Tinggi Kolom Erupsi
Kolom erupsi akan berhenti naik ke udara ketika sudah mencapai ketinggian di mana udara di sekitar kolom erupsi tidak lebih padat dibandingkan kolom erupsi.
Namun, ada hal yang yang memengaruhi ketinggian kolom erupsi, misalnya diameter lubang erupsi tempat letusan terjadi, kandungan gas dalam magma, dan kecepatan kolom erupsi saat gunung berapi erupsi.
Faktor eksternal juga bisa memengaruhi tinggi kolom erupsi, lo, misalnya angin yang bisa membatasi ketinggian kolom erupsi, dan suhu panas lokal di wilayah gunung berapi yang meletus.
Banyaknya faktor ini membuat erupsi setiap gunung berapi bisa mengeluarkan kolom erupsi dengan ketinggian yang berbeda-beda, teman-teman.
Dari informasi sebelumnya, BPPTKG Yogyakarta masih menetapkan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada.
Baca Juga: Sering Dianggap Sama, Ternyata Gunung dan Pegunungan itu Berbeda! Sudah Tahu Perbedaannya?