Setiap Tahun, Hari Tanpa Bayangan Terjadi 2 Kali, Apa Itu Hari Tanpa Bayangan?

By Tyas Wening, Minggu, 23 Februari 2020 | 15:45 WIB
Ilustrasi bayangan. (Pixabay)

Bobo.id - Mulai akhir bulan Februari hingga akhir bulan Maret mendatang, sebanyak 34 provinsi di Indonesia akan mengalami peristiwa yang disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan, nih.

Peristiwa ini tidak terjadi setiap hari, tapi terjadi secara bergantian pada tanggal tertentu di setiap kota.

Wah, nama peristiwa ini unik, ya, teman-teman, yaitu hari tanpa bayangan.

Apakah ini artinya pada hari itu kita tidak bisa melihat bayangan diri sendiri dan berbagai benda lainnya?

Apa yang terjadi pada bayangan sehingga berbagai benda tidak memiliki bayangan pada hari itu, ya? Cari tahu apa itu Hari Tanpa Bayangan, yuk!

Baca Juga: Mengapa Bumi Tidak Punya Cincin Seperti Saturnus dan Tiga Planet Lainnya?

Manusia dan Benda Lainnya Tidak Memiliki Bayangan di Hari Tanpa Bayangan

Sesuai dengan namanya, bayangan dari berbagai benda dan manusia tidak terlihat di hari tanpa bayangan.

Inilah sebabnya fenomena ini disebut sebagai hari tanpa bayangan.

Kita bisa berdiri di ruangan terbuka pada siang hari dan melihat bahwa tidak ada bayangan diri kita di kanan, kiri, depan, maupun belakang tubuh.

Begitu juga saat kita meletakkan suatu benda secara tegak lurus ke atas, maka tidak ada bayangan yang terlihat di sekitar benda yang kita letakkan.

Hal ini tentunya berhubungan dengan matahari. Namun apa yang terjadi pada matahari saat hari itu, ya?

Baca Juga: Dugaan Banyak Orang Salah, Warna Bintang yang Paling Panas Bukan Oranye! Ini yang Benar

Hari Tanpa Bayangan Disebut Juga Kulminasi

Hari tanpa bayangan ini sebenarnya punya sebutan khusus, yaitu kulminasi.

Kulminasi ini terjadi ketika matahari berada tepat di posisi paling tinggi di langit.

Nah, posisi matahari inilah yang membuat manusia dan seluruh benda di Bumi jadi tidak memiliki bayangan pada hari itu.

Mulai akhir bulan Februari hingga akhir Maret, fenomena ini akan terjadi secara bergantian di 34 provinsi di Indonesia dengan tanggal dan waktu yang berbeda.

Baca Juga: Selain Bimasakti dan Milky Way, Ini Nama Galaksi Kita dalam Berbagai Bahasa

Penyebab Terjadinya Hari Tanpa Bayangan

Kulminasi yang membuat manusia dan benda-benda jadi tidak memiliki bayangan adalah karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi tidak berimpit dengan bidang revolusi Bumi.

Nah, hal ini membuat posisi Matahari dan Bumi akan kelihatan terus berubah sepanjang tahun.

O iya, gerakan ini disebut juga sebagai gerak semu harian matahari.

Ketika jarak matahari berada paling jauh dari Bumi, yaitu berada di titik tertingginya, maka saat itu Matahari akan berada tepat di atas kepala kita atau di titik zenit.

Akibatnya, bayangan kita menjadi tidak terlihat.

Untuk membuktikan konsep ini, kita bisa melakukan eksperimen dengan menggunakan senter.

Ambil sebuah benda dan letakkan di lantai, kemudian dinari dengan senter tepat di atas benda itu.

Semakin dekat jarak senter pada benda, maka akan semakin besar bayangannya. Namun sebaliknya, jika semakin jauh jarak senter, maka bayangan akan semakin kecil, bahkan tidak terlihat.

Baca Juga: Lubang Hitam di Pusat Bimasakti 'Menendang' Sebuah Bintang, Ada Apa?

Indonesia Akan Mengalami Dua Kali Peristiwa Kulminasi

Tahun 2020, akan terjadi dua kali peristiwa kulminasi atau hari tanpa bayangan.

Peristiwa kulminasi pertama terjadi pada bulan Februari - Maret, sedangkan kulminasi kedua terjadi di bulan September - Desember.

Pada 20 Maret 2020 pukul 10.50 dan 22 September 2020 pukul 20.31, matahari akan berada tepat di garis khatulistiwa.

Karena posisi Indonesia yang berada di sekitar khatulistiwa inilah, maka peristiwa kulminasi terjadi tidak jauh dari tanggal itu.

Yuk, tonton video ini juga!