Produksi Gas Pada Jasad Paus akan Meningkat saat Terdampar
Ketika ada paus yang terdampar dalam keadaan mati, kita sebaiknya tidak mendekati jasad paus itu, teman-teman, karena jasad paus bisa meledak.
Hal ini disebabkan oleh hal dasar yang terjadi saat paus sudah mati, yaitu berhentinya proses pernapasan dan peredaran darah.
Berhentinya proses pernapasan dan peredaran darah menyebabkan adanya penguraian sel dan jaringan oleh mikroba yang ada dalam tubuh.
Proses ini nantinya akan mengarah pada proliferasi, yaitu pengulangan siklus sel tanpa adanya hambatan.
Baca Juga: Dikenal Cuek, Ternyata Kucing Juga Menyukai Manusia! Ini Penjelasan Ilmiahnya
Nah, proses proliferasi akan menyebabkan terbentuknya gas yang menyengat, seperti metana, karbon dioksida, dan nitrogen.
Karena produksi gas dalam jasad paus semakin meningkat, hal ini akan menyebabkan jasad paus membengkak, teman-teman.
Gas dalam Jasad Paus Terhalang Lemak yang Tebal
Membengkaknya jasad paus ini disebabkan karena gas di dalam tubuhnya tidak bisa keluar dari dalam jasad paus.
Ada beberapa hal, nih, yang menyebabkan gas dalam jasad paus tidak bisa keluar dari tubuhnya.
Pertama, karena berat tubuh paus akan menutup semua lubang tempat paus biasa mengeluarkan gas dari tubuhnya, yaitu melalui mulut maupun anus.
Saat paus terdampar, lubang-lubang ini tersumbat karena berat tubuhnya sendiri, sehingga tidak ada jalan bagi gas dalam tubuhnya untuk keluar.
Faktor yang kedua adalah akibat lapisan lemak tebal yang ada di dalam tubuh paus.
Lapisan lemak yang tebal ini ternyata membuat gas dalam tubuh paus tidak bisa menembus keluar dari jasad paus.
Nah, menumpuknya gas dalam jasad paus inilah yang kemudian menimbulkan tekanan hingga menyebabkan jasad paus yang terdampar di tepi pantai bisa meledak sewaktu-waktu.
Jasad paus yang meledak ini bisa berbahaya bagi manusia yang ada di sekitarnya, karena bagian tubuhnya bisa terlempar dengan kecepatan hingga 70 kilometer per jam!