Suka Dongeng Cinderella? Ternyata Mirip dengan Dongeng Asal Indonesia! #MendongenguntukCerdas

By Tyas Wening, Selasa, 7 April 2020 | 19:00 WIB
Ilustrasi membaca dongeng (pixabay/StockSnap)

 

Bobo.id - Apakah teman-teman suka membaca dongeng?

Indonesia memiliki berbagai dongeng atau cerita rakyat dari berbagai daerah yang terkenal, nih.

Misalnya kisah Roro Jonggrang dari Jawa Tengah, atau Lutung Kasarung dan Purbasari dari Jawa Barat.

Selain dua dongeng tadi, masih ada beberapa dongeng asal Indonesia lainnya yang juga terkenal.

Uniknya, beberapa dongeng ini memiliki kemiripan cerita dengan dongeng yang ada di berbagai negara juga.

Nah, beberapa dongeng Indonesia ini punya kemiripan dengan dongeng dari negara lain.

Baca Juga: Mendengarkan Cerita Hingga Cukup Tidur, 5 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Tingkatkan Daya Ingat Kita!

Malin Kundang - Si Tanggang

Dari Sumatra Barat, ada dongeng atau cerita rakyat yang sangat terkenal, yaitu kisah Malin Kundang.

Diceritakan, Malin Kundang dan ibunya adalah keluarga yang kurang mampu, sehingga sang ayah harus merantau ke negera lain.

Saat dewasa, Malin Kundang pun ingin mencari pekerjaan ke tempat lain agar bisa hidup dengan layak.

Kerja kerasnya saat hidup di negara lain membuatnya menjadi orang sukses dan memiliki banyak kapal lalu menikah dengan perempuan warga setempat.

Baca Juga: Berbeda dari Negara Lain, Lagu Kebangsaan Spanyol Tidak Ada Liriknya, Kok, Bisa?

Suatu hari, Malin Kundang bersama istrinya berlayar memakai kapalnya yang besar dan berhenti di perairan dekat dengan rumahnya yang dulu. Sayangnya, ketika sang ibu menghampirnya, Malin Kundang merasa malu dengan keadaan ibunya dan tidak mengakui beliau sebagai orang tuanya.

Nah, cerita mengenai Malin Kundang ini ternyata mirip dengan cerita rakyat masyarakat Melayu, termasuk Malaysia.

Cerita rakyat itu berjudul Si Tanggang, yang mengisahkan seorang anak bernama Si Tanggang dan keluarganya yang tinggal di tepi pantai sebagai nelayan.

Baca Juga: Cermin Langka dari India Ini Disebut Bisa Menunjukkan Diri Kita yang Sebenarnya, Seperti Apa, ya?

Si Tanggang kemudian bekerja pada sebuah kapal dan berlayar ke berbagai negara atas persetujuan orang tua Si Tanggang.

Sayangnya, setelah sukses, Si Tanggang berpura-pura tidak mengenali ayah dan ibunya saat ia kembali ke kampung halaman bersama istrinya.

Bawang Merah Bawang Putih - Cinderella

Siapa yang sudah pernah mendengar dongeng mengenai Cinderella? Banyak yang mengatakan, dongeng Cinderella berasal dari Perancis, namun sebenarnya asal-usul cerita ini masih belum pasti.

Cinderella dikisahkan memiliki dua orang saudara tiri dan ibu tiri yang memperlakukannya dengan tidak baik.

Suatu hari, Cinderella menghadiri acara dansa dan berkat bantuan seorang peri, dirinya datang ke acara itu dengan mengenakan pakaian yang bagus dan sepatu kaca.

Namun tepat pukul 12 malam, dirinya harus kembali ke rumah karena efek sihirnya sudah habis.

Baca Juga: Ada Tradisi Membakar Yule Log Saat Natal di Eropa, Pernah Tahu?

Sayangnya, saat dirinya berlari menuruni untuk kembali ke rumah, sepatu kacanya terlepas.

Hal ini membuat pangeran yang mengajaknya berdansa pun mencari Cinderella berdasarkan sepatu kaca yang tertinggal itu.

Di Indonesia juga ada dongeng yang mirip dengan dongeng Cinderella, yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih.

Baca Juga: Ini 4 Tradisi Unik Tahun Baru Imlek di Tiongkok, Pernah Tahu?

Bawang Putih dikisahkan memiliki seorang saudari tiri bernama Bawang Merah dan ibu tiri yang memperlakukannya dengan tidak baik.

Bedanya, kisah Bawang Merah dan Bawang Putih menceritakan usaha Bawang Putih untuk bekerja keras, hingga bertemu dengan seorang nenek yang memberinya labu berisi emas.

Timun Mas - Momotaro

Dongeng lainnya yang juga terkenal di Indonesia adalah yang berjudul Timun Mas.

Dikisahkan, seorang perempuan bernama Mbok Srini ingin memiliki anak, karena dirinya merasa kesepian tinggal sendirian setelah suaminya meninggal.

Suatu hari, dirinya bermimpi didatangi seorang raksasa yang menyuruhnya untuk mengambil sebuah bungkusan di bawah pohon. Keesokan harinya setelah bangun, ia pun pergi ke tempat yang diberitahukan oleh sang raksasa dan menemukan sebutir biji timun.

Baca Juga: Agar Tidak Salah Diartikan, Kenali Berbagai Arti Isyarat Tangan yang Berbeda di Beberapa Negara

Berdasarkan perintah sang raksasa, Mbok Srini harus merawat biji timun itu hingga menjadi anak perempuan yang nantinya harus diserahkan kembali kepada raksasa untuk dimakannya.

Biji timun tadi kemudian tumbuh menjadi seorang anak yang diberi nama Timun Mas.

Namun setelah dewasa, Timun Mas dan ibunya berniat untuk melawan sang raksasa agar Timun Mas tidak dimakan raksasa dan berhasil melawannya dengan berbagai senjata yang dimilikinya.

Kisah Timun Mas ini mirip dengan cerita rakyat dari Jepang, yang berjudul Momotaro.

Baca Juga: Unik! 3 Negara Ini Masih Memiliki Tradisi Ritual Mendatangkan Hujan, Seperti Apa?

Cerita rakyat ini mengisahkan seorang anak laki-laki bernama Momotaro yang membasmi raksasa.

Kalau Timun Mas tumbuh dari biji timun, maka Momotaro dilahirkan dari buah persik, nih, teman-teman.

Buah persik itu ditemukan oleh seorang nenek yang sedang mencuci di sungai dan menemukan buah persik. Ketika akan memakannya di rumah, buah persik yang dibukanya ternyata berisi seorang anak, yaitu Momotaro.

Setelah dewasa, Momotaro punya keinginan untuk membasmi sosok raksasa yang muncul di desa yang menyusahkan warga desa.

Dalam pertarungannya, Momotaro dibantu oleh hewan-hewan yang ditemuinya di hutan dan diberi makan olehnya. Akibat bantuan ini, Momotaro pun memenangkan pertarungan dengan sang raksasa.

Wah, ternyata tidak hanya Indonesia saja, ya, yang memiliki cerita-cerita tadi. Ternyata, negara-negara lainnya juga memiliki dongeng yang mirip.

Baca Juga: Di Kota Ini Tidak Ada Orang Gemuk Karena Rutin Minum Teh, Kok Bisa?

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Tonton video ini juga, yuk!