Radang Selaput Otak adalah Penyakit yang Berbahaya, Anak-Anak dan Bayi Bisa Rentan Terkena! Ini Faktanya

By Iveta Rahmalia, Jumat, 10 April 2020 | 15:00 WIB
Sakit kepala (freepik/Master1305)

Bobo.idRadang selaput otak atau meningitis adalah penyakit yang berbahaya, teman-teman. Pada Rabu (8/4/2020) lalu, Kak Glenn Fredly meninggal dunia karena penyakit ini.

Dunia musik Indonesia pun berduka atas kepergian musisi berbakat yang sudah berkarya selama lebih dari 20 tahun itu.

Tidak hanya menyerang orang dewasa, anak-anak dan bayi justru paling rentan terkena meningitis. 

Bersumber dari Kompas.com, setiap tahun ada lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia yang terkena penyakit ini. Infeksi meningitis sejauh ini paling umum disebabkan oleh virus dan bakteri.

Melansir Confederation of Meningitis Organisations (Comomeningitis), Kamis (9/4/2020), meningitis juga dapat disebabkan oleh jamur, parasit dan non-infeksi yang disebabkan oleh cedera kepala.

"Meningitis adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang yang berpotensi mematikan yang dapat menyebabkan kematian atau cacat dalam hitungan jam," kata Profesor Robert Booy dari University of Sydney.

Berikut ini beberapa fakta tentang penyakit radang selaput otak atau meningitis yang perlu kita ketahui.

Baca Juga: Leher Kaku dan Sakit Kepala adalah Gejala Meningitis, Tapi Bisa Juga Gejala Penyakit Biasa! Apa Bedanya?

1. Meningitis Bakteri Sebabkan Kematian

Meningitis bakteri atau yang disebabkan oleh infeksi bakteri, yakni bakteri Neisseria meningitidis atau Streptococcus pneumoniae.

Jenis meningitis ini paling parah dan umum, dan sedikitnya telah menyebabkan sekitar 170.000 kematian secara global setiap tahun.

2. Infeksi Meningitis Bakteri dapat Mempercepat Kematian

Bahkan dengan diagnosis dan perawatan yang cepat, sekitar 10 persen sampai 20 persen pasien dengan meningitis ini dapat semakin parah.

Pasien dapat meninggal dalam waktu 24 jam hingga 48 jam setelah timbul gejala. Sekitar 10 persen sampai 30 persen pasien juga dapat mengalami kerusakan otak.

3. Bayi dan Anak-Anak Paling Rentan

Bayi dan anak di bawah lima tahun dan remaja berusia 15 tahun dan 19 tahun paling berisiko terkena meningitis.

Akan tetapi, siapa pun juga dapat berpotensi menderita meningitis kapan saja.

Baca Juga: Gejala Meningitis Sering Muncul Tiba-Tiba dan Sulit Terdeteksi, Apa Itu Meningitis dan Bagaimana Gejalanya?

4. Efek Jangka Panjang Meningitis

Banyak orang yang selamat dan sembuh dari penyakit ini. Namun, beberapa juga ada yang harus merasakan dampak dari penyakit radang selaput otak dalam jangka panjang.

Efek sembuh dari meningitis cukup beragam, di antaranya ketulian, kerusakan otak, kesulitan belajar, kejang, kesulitan beraktivitas fisik.

Bahkan ada yang harus kehilangan anggota tubuh karena septikemia.

5. Tanda Meningitis Kurang Dipahami

Tidak sedikit orang yang tidak menyadari telah terkena meningitis. Banyak dari mereka tidak mengetahui tanda-tanda peringatan dari penyakit radang selaput otak ini.

Selain itu, tidak banyak yang memahami jika meningitis memiliki beberapa jenis dan dapat dicegah dengan vaksin.

Oleh karena itu, jika seseorang menunjukkan tanda-tanda meningitis, segeralah mencari pertolongan medis.

Baca Juga: Infeksi Jamur Menyebabkan Meningitis, Berikut Ini 4 Infeksi Otak Berbahaya yang Bisa Menyerang Otak Manusia

Penulis: (Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Lihat juga video ini, yuk!