Bobo.id - Belajar bukan berarti harus lewat penjelasan materi oleh guru atau membaca buku pelajaran.
Ternyata belajar juga bisa kita lakukan dengan cara yang seru seperti menonton film.
Karena itulah, dalam program "Belajar dari Rumah" TVRI juga menayangkan film seru dalam rangkaian acaranya.
Baca Juga: Sinopsis Film Pasoa dan Sang Pemberani, Kisah Dongeng Makhluk Penjaga Kekayaan Alam Indonesia
Film yang disajikan adalah film-film karya anak Indonesia yang memiliki nilai-nilai moral yang bisa kita ambil di dalamnya.
Nah, hari ini akan ada penayangan film berjudul "Sokola Rimba" atau "The Jungle School" di TVRI pukul 19.00 WIB.
Siapa yang sudah tidak sabar ingin menonton film satu ini?
Sebelum kita saksikan filmnya, ada baiknya kalau kita cari tahu terlebih dahulu tentang sinopsis film Sokola Rimba.
Yuk, baca sinopsisnya di sini!
Sinopsis Sokola Rimba (The Jungle School)
Sokola Rimba adalah sebuah film karya anak Indonesia yang dirilis pada 21 November 2013 lalu.
Film ini disutradarai oleh Kak Riri Riza, yang sudah sangat terkenal di bidang perfilman Indonesia.
Butet Manurung yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini diperankan oleh Kak Prisia Nasution yang merupakan salah satu aktris berbakat Indonesia.
Cerita ini mengisahkan Butet Manurung yang menemukan jalan hidup yang diinginkannya untuk mengajar anak-anak suku anak dalam untuk membaca, menulis, dan menghitung.
Baca Juga: Merawat Gigi Tidak Sulit! Ini Cara Merawat Gigi yang Benar
Keinginan ini muncul setelah Butet bekerja menjadi peneliti di sebuah pusat konservasi di Jambi.
Suku anak dalam juga dikenal dengan nama anak rimba, tinggal di hulu sungai Makekal di hutan bukit Duabelas.
Bermula dari masyarakat suku anak dalam yang mencoba bertahan saat tanahnya dirampas oleh sekelompok orang yang ingin mengambil keuntungan.
Pohon madu raksasa yang sangan dikeramatkan oleh masyarakat suku anak dalam roboh karena ditebang dengan gergaji mesin.
Sayangnya, masyarakat suku anak dalam tidak bisa berbuat apa-apa karena segulung kertas berisi perjanjian yang sudah diberi cap jempol oleh kepala adat.
Tentunya kepala adat beserta masyarakat di sana tidak pernah tahu isi kertas perjanjian yang telah mereka beri cap jempol.
Hal ini karena seluruh masyarakat suku anak dalam tidak bisa membaca, apalagi menulis.
Kertas perjanjian itulah yang menjadikan orang-orang terang (sebutan untuk orang kota) dengan leluasa bisa melakukan eksploitasi di tanah milik suku anak dalam.
Butet Manurung, akhirnya tergerak untuk membuat masyarakat suku anak dalam bisa membaca dan menulis agar tidak mudah dibohongi.
Bahkan Butet juga mengajarkan masyarakat suku anak dalam untuk menghitung.
Tentunya itu adalah hal yang mudah, karena masyarakat suku anak dalam menganggap pendidikan adalah tabu dan melanggar adat yang berlaku.
Dengan percaya diri dan kegigihan, Butet terus berusaha memberikan pendidikan untuk masyarakat anak rimba.
Baca Juga: Masjid Agung Banten, Bangunan Seni Arsitektur Hasil Akulturasi Budaya
Setelah tiga tahun mengajar di hilir Sungai Makekal Ulu, Butet terserang malaria.
Lalu ia ditolong oleh salah satu anak rimba yang bernama Nyungsang Bungo yang berasal dari Hilir Sungai Makekal yang jauh dari tempat di mana Butet mengajar yakni di hulu sungai.
Perkenalan Butet dengan Nyungsang Bungo membuat ia ingin memperluas wilayah mengajarnya hingga ke hilir sungai Makekal, yang menjadi tempat tinggal Nyungsang Bungo.
Tak sampai di situ, perjuangan Butet masih berlanjut karena banyak sikap penolakan dari masyarakat suku anak dalam.
Hal ini membuat Tumenggung Badai, sang kepala adat mengusir Butet secara halus.
Seperti apa kelanjutannya? Jangan lupa untuk menyaksikan film Sokola Rimba di TVRI pukul 19.00 WIB, ya!
Baca Juga: Ringkasan Materi Belajar dari Rumah TVRI: Sampah Plastik
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id