Jenderal Sudirman Mulai Memimpin Pertempuran Ambarawa dengan Strategi Supit Urang
Tentara Sekutu yang sudah menyerang Ambawara membuat TKR bekerja sama dengan tentara dari wilayah lain, seperti Purwokerto, Yogyakarta, Salatiga, dan Solo, bergabung untuk melakukan perlawanan.
Namun senjata yang digunakan oleh pasukan Sekutu lebih modern, nih, sehingga pasukan tentara Indonesia berhasil sedikit dikalahkan.
Jenderal Sudirman yang mengetahui hal ini kemudian langsung menuju Ambarawa dan memimpin komando seluruh TKR dan pasukan rakyat saat itu.
Dalam memimpin pasukan untuk mengalahkan pihak Sekutu, Jenderal Sudirman menciptakan strategi yang bernama Supit Urang.
Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari situs resmi Komando Daerah Militer XIV Hasanuddin, strategi ini dilakukan dengan gerakan pendobrakan oleh pasukan pemukul dari arah selatan dan barat ke arah timur, menunju Semarang.
Nah, gerakan ini kemudian dilanjutkan dengan gerakan penjepitan dari kanan ke kiri, seperti udang atau urang dalam bahasa Jawa, untuk menjepit mangsa.
Nantinya, serangan ini akan membuat musuh terjepit di bagian luar Ambarawa ke arah Semarang dan komunikasi dengan pusat menjadi terputus.
Baca Juga: Digunakan untuk Minta Tolong, Cari Tahu Makna 'SOS' yang Sebenarnya, yuk!
Ada beberapa tempat dataran tinggi yang digunakan oleh Jenderal Sudirman untuk mengalahkan musuh, yaitu Bawen, Lemahabang, Bandungan, Tuntang, Banyubiru, Ngampin, Jambu, Kelurahan, dan Baran.
Penyerangan ini dilakukan mulai tanggal 12 Desember 1945 dan tentara Sekutu berhasil dipukul mundur dari Ambarawa pada 15 Desember 1945.