Kota dan Bangunan Kuno Kebanyakan Terkubur Dalam Tanah, Mengapa, ya?

By Sylvana Toemon, Senin, 3 Agustus 2020 | 14:00 WIB
Mengapa kebanyakan kota dan bangunan kuno terkubur di dalam tanah? (Pixabay.com/Iyad Al Ghafari)

Air hujan membawa lumpur dan menutup bangunan sedikit demi sedikit.

Lumpur yang mengering itu ditambah dengan lapisan debu aeoli yang terbawa angin, akan membuat bangunan lebih cepat terkubur.

Baca Juga: Patung Dewa Misterius Berusia 800 Tahun Ditemukan di Chan Chan, Peru!

Letusan Gunung Berapi

Bangunan dan kota-kota kuno yang terkubur akibat debu dan lumpur yang terbawa hujan memerlukan waktu yang lama. Ratusan bahkan ribuan tahun lamanya.

Ada pula kota kuno yang tertimbun dalam waktu yang sangat singkat.

Yaitu akibat terkena gunung meletus.

Contohnya Kota Pompeii yang terkubur akibat meletusnya Gunung Vesuvius.

Peradaban Lebih Baru

Ada pula kota dan bangunan kuno yang sengaja dikubur dan dihancurkan.

Di atas reruntuhannya kemudian dibangun peradaban baru.

Baca Juga: Gedi, Kota Kuno yang Pernah Terkubur di Tengah Hutan Akaboka Sakoke Kenya