2. Pembulatan Hasil Pengukuran Panjang
Setiap benda memiliki ukurannya sendiri, mulai dari panjang, tinggi, hingga lebar.
Nah, setiap sisi ukurannya ini punya panjang yang ukurannya bisa saja tidak bulat, atau berbentuk desimal dengan tanda koma. Misalnya 3,4, atau 6,7.
Panjang dari benda yang kita hitung ini bisa diketahui dengan mengukurnya mengunakan penggaris atau alat ukur lainnya, teman-teman.
Sayangnya, kalau benda yang diukur memiliki panjang yang tidak bulat, hal ini membuatnya sulit dihitung. Maka dari itu, akan lebih mudah jika dibulatkan.
Baca Juga: Bagaimana Angin Bisa Berembus? Ini Penjelasan Ilmiah Bagaimana Angin Terbentuk
Untuk membulatkan hasil pengukuran panjang, kita lihat dulu titik akhir dari panjang yang dikur. Misalnya panjang sebuah garis adalah 9,7 sentimeter.
Ini artinya titik akhir garis berada di antara angka 9 dan 10. Perhatikan titik ujung panjang garis, apakah lebih dekat ke angka 9 atau 10? Titik 9,7 ini ternyata lebih dekat ke titik 10 sentimeter, teman-teman.
Dari hasil ini, maka hasil pembulatan pengukuran garis tadi adalah 10 sentimeter. Namun kalau titiknya lebih dekat ke angka 9, misalnya 9,2 sentimeter, maka pembulatannya adalah ke angka 9.
Lalu bagaimana kalau titik garisnya ada di tengah, misalnya 9,5? Maka pembulatannya adalah ke angka yang paling besar, yaitu angka 10.