Dongeng Anak: Putri Berambut Kaca #MendongenguntukCerdas

By Sarah Nafisah, Rabu, 14 Oktober 2020 | 19:00 WIB
Ilustrasi Putri berambut kaca (Dok. Majalah Bobo)

"Maaf, Raja Fistulina. Aku tidak bisa berbuat banyak. Kerajaanku butuh uang. Kami tidak mampu kalau terus menanggung kehidupan rakyat Fistulina."

"Kamilah yang seharusnya minta maaf karena membebani Kerajaan Alnicola. Kami butuh banyak dana untuk membangun kerajaan kembali.."

"Bolehkah aku mengajukan usul?" tanya Raja Alnicola.

"Tentu saja!" jawab Raja Fistulina.

"Kemarin Permaisuri Kerajaan Merulius datang. Dia sangat terpesona oleh keindahan rambut kaca Putri Dandelia. Bahkan, dia mau membayar mahal asal bisa memiliki rambut seindah itu. Bagaimana kalau..."

"Ah, ya! Aku tahu! Biar kurundingkan dengan putriku." Raja Fistulina menjelaskan kesulitannya pada putri semata wayangnya. Tentu saja Putri Dandelia menjerit. "Tidak, Ayah! Aku tidak mau menjualnya!"

"Anakku, hanya rambut kacamu yang bisa menyelamatkan kita!"

"Tidak! Pokoknya aku tidak mau!"

Aha! Raja Fistulina mendapat ide. Dia berunding dengan permaisurinya. Mereka berdua menyusun rencana.

Malam itu Putri Dandelia tertidur pulas. Dia tidak menyadari ketika seseorang mengendapendap memasuki kamarnya. Putri Dandelia baru tersadar ketika ada tangan menyentuh bahunya.

"Tidaaak! Jangan sentuh rambut kacaku!"

Baca Juga: Mulai dari Menyikat Gigi Sampai Hindari Makanan Pedas, Coba Berbagai Cara Ini untuk Atasi Sariawan