“Saudara kami memang sudah mati. Tetapi kamu tidak boleh mengambil cangkangnya. Itu untuk kenang-kenangan kami!” kata bekicot lainnya. “Ayo, cepat keluar dan tinggalkan cangkang itu!”
“Maaf, maaf!” kata Kelo, lalu buru-buru keluar dari cangkang itu.
Kelo sangat sedih. Ia merasa sengsara tanpa cangkang. Kelo terus berjalan dan tiba di sebuah pohon besar.
“Oh, malangnya nasibku. Imang, katamu, kalau aku bekerja keras, aku akan mendapat cangkang baru. Aku sudah bekerja keras, tetapi sia-sia. Malah aku kehilangan cangkang lamaku!” keluh Kelo sambil menangis terisak.“Kerja keras saja tidak cukup!” tiba-tiba terdengar suara yang tegas.Kelo memandang sekitarnya. Oooh, ada seekor kelomang bercangkang oranye yang mendekatinya. Cangkangnya sangat indah dan bersih. Belum pernah Kelo melihat cangkang sebersih dan seindah itu.
“Aku Pin-Tar Kelomang. Siapa Imang Kelomang itu?” Tanya Pin-Tar.“Ia satu-satunya temanku!” jawab Kelo Kelomang.“Hem, sudah kuduga. Itulah susahnya kalau hanya punya satu teman. Temanku sangat banyak. Kami saling berbagai daun dan buah-buahan lezat. Kalau ada yang perlu cangkang baru, kami saling bantu mencarikan!” kata Pin-Tar. “Memang, sih, kadang ada teman yang menjengkelkan. Tetapi, kalau kita tetapbaik dan tulus, mereka juga akan baik pada kita!”
Baca Juga: Contoh Peribahasa tentang Kejujuran, Gunakan sebagai Pengingat Setiap Hari