Bobo.id - Manusia memiliki lima jenis indra di tubuhnya, yaitu indra peraba, pendengar, pengelihatan, perasa, dan penciuman.
Setiap indra ini bisa dirasakan oleh bagian tubuh tertentu pada manusia. Misalnya mata yang berfungsi sebagai indra pengelihatan, atau lidah yang berperan sebagai alat indra perasa.
Nah, coba sekarang teman-teman perhatikan lidah dengan lebih dekat dan detail di depan cermin.
Pada lidah, kita akan melihat adanya bintil yang berukuran kecil di permukaan lidah dan ada di seluruh permukaan lidah.
Baca Juga: Sering Disepelekan, Hal-Hal Ini Membuat Perut Buncit! Salah Satunya Kurang Tidur
Bintil kecil yang menonjol ini disebut sebagai papila dan papila inilah yang bertugas untuk merasakan berbagai rasa dari makanan dan minuman yang masuk ke mulut.
Kalau lidah dan bintil papila berwarna merah muda, maka menunjukkan kalau lidah berada dalam kondisi yang sehat dan bisa mengecap rasa dengan baik.
Apakah teman-teman pernah mendengar kalau setiap bagian lidah bisa mengecap rasa tertentu dan ditunjukkan dalam peta lidah?
Wah, kira-kira hal ini benar atau tidak, ya? Cari tahu bersama, yuk!
Disebutkan kalau Setiap Bagian Lidah Dikhususkan untuk Mengecap Rasa Tertentu dan Berbeda
Apakah kamu pernah melihat peta atau bagan lidah, yang menunjukkan bahwa setiap bagian lidah mengecap rasa yang berbeda?
Dalam peta lidah ini, ditunjukkan bahwa sisi kanan dan kiri lidah dikhususkan untuk mengecap rasa asam.
Sedangkan bagian ujung lidah mengecap rasa asin dan manis.
Lalu bagian pangkal lidah dikhususkan untuk mengecap rasa pahit. Sementara bagian tengah lidah digambarkan tidak terlalu bisa merasakan banyak rasa.
Hmm... Peta zona rasa pada lidah manusia ini kira-kira benar atau tidak, ya?
Baca Juga: Gejala Baru COVID-19 yang Tak Terduga, Tetap Waspada dan Perhatikan Protokol Kesehatan
Ternyata Lidah Tidak Memiliki Bagian Tertentu untuk Mengecap Rasa Khusus
Seorang ahli imu saraf dari Amerika Serikat, Brian Lewandowski mengatakan kalau sebenarnya tidak ada bagian khusus di lidah yang bisa mengecap rasa tertentu, lo.
Pak Lewandowski mengatakan, seluruh area lidah manusa bisa mendeteksi setiap rasa dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Beberapa area lidah memang punya perbedaan sensitivitas dalam mengecap rasa.
Namun hal ini tidak memainkan peran yang besar dalam membedakan rasa yang jelas pada apa yang dikonsumsi.
Selain itu, setiap papila yang ada di lidah juga mendeteksi rasa dengan cara dan waktu yang berbeda.
Dari Mana Peta Zona Rasa Lidah Berasal?
Awal mula munculnya peta zona pengecap rasa di lidah adalah di tahun 1901 oleh seorang ilmuwan asal Jerman, David Hanig.
Beliau mengkur respons lidah manusia terhadap stimulasi rasa di berbagai area lidah.
Baca Juga: Kadang Tak Tertahankan, Ini Penyebab Perut Sakit ketika Sedang Lari dan Cara Mencegahnya
Dari penelitian yang dilakukannya, Pak Hanig kemudian membuat grafik yang menunjukkan perubahan sensitivitas dalam merasakan stimulasi rasa yang diberikan.
Grafik yang dibuat oleh Pak Hanig ini tidak secara formal, sehingga menunjukkan kalau setiap area lidah yang berbeda bisa mendeteksi rasa tertentu.
Akibat dari grafik yang dibuat oleh Pak Hanig, tahun 1940-an, seorang psikolog bernama Edwin Boring menggambar ulang grafik ini dan salah mengartikan gambar yang dibuat oleh Pak Hanig.
Hasilnya adalah rasa dasar yang bisa dideteksi oleh beberapa bagian lidah manusia dan bukannya rasa relatif atau rasa umum yang bisa dideteksi oleh seluruh permukaan lidah.
Pengecap Rasa Bukan Hanya Berada di Lidah Saja
Selama ini, kita mengetahui kalau hanya lidah saja yang bisa mendeteksi rasa utama.
Wah, ternyata selain lidah, atap mulut dan bagian belakang tenggorokan kita juga bisa mendeteksi rasa, lo.
Di setiap papila, terdapat sekitar 50 - 100 sensor khusus untuk mendeteksi rasa.
Ketika kita makan atau minum, maka berbagai bahan kimia di dalam makanan dan minuman, seperti gula, garam, asam, maupun bahan lainnya akan bersentuhan dengan protein reseptor pada sensor tadi.
Baca Juga: Kurangi Makan Makanan Manis Bisa Jadi Cara Alami Tingkatkan Daya Ingat, Simak 3 Cara Lainnya, yuk!
Nah, bahan kimia ini nantinya akan memicu sel untuk melepaskan sinyal saraf yang dikirimkan ke otak untuk memproses informasi rasa.
Sinyal ini kemudian dihubungkan dengan informasi sensorik lainnya, seperti bau, yang membantu kita untuk mendeteksi rasa.
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com