Inilah Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Hujan Es yang Pernah Terjadi di Indonesia

By Sarah Nafisah, Rabu, 21 Oktober 2020 | 08:30 WIB
Ilustrasi fenomena hujan es (Gambar oleh LoraPalner dari Pixabay)

Bobo.id - Apakah teman-teman menyaksikan tayangan Fenomena Hujan Es di Program Belajar dari Rumah TVRI hari ini?

Fenomena hujan es pertama kali terjadi di abad ke-9 di salah satu daerah di India.

Pada zaman dahulu jika terjadi hujan es di Eropa, orang-orang akan membunyikan lonceng gereja dan menembakkan meriam ke udara. 

Kebiasaan ini dilakukan karena dipercaya bisa menghentikan hujan es, padahal sebenarnya hal itu tidak ada pengaruhnya sama sekali, lo.

Teman-teman mungkin pernah mendengar kalau Indonesia juga pernah mengalami fenomena hujan es.

Hal ini tentu menjadi pertanyaan karena Indonesia merupakan negara tropis yang tidak punya musim salju.

Ternyata hujan es tidak dipengaruhi oleh musim salju. Lalu faktor apa yang menyebabkan terjadinya hujan es?

Yuk, kita simak penjelasannya bersama-sama!

Baca Juga: Dikenal Bermanfaat, Ternyata Ada Jenis Hujan yang Berbahaya! Pernah Tahu?

Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Hujan Es

Hujan es adalah fenomena alam yang bisa terjadi di mana saja, termasuk negara tropis yang tak mengalami musim salju.

Lalu bagimana proses hujan es terjadi?

Hujan normal atau hujan biasa terjadi karena titik-titik es di awan mencair dan akhirnya turun ke bumi dalam wujur air.

Sedangkan pada hujan es, titik-titik es yang turun ke bumi wujudnya masih berupa es dan tidak mencair.

Hal itu karena proses yang terjadi di awan mengalami gumpalan-gumpalan es karena melewati titik beku.

Lama kelamaan lapisan esnya akan semakin banyak dan besar. Tentunya gumpalan es ini memiliki berat sehingga jatuh ke bumi masih berupa es.

Itulah faktor yang menyebabkan hujan es bisa terjadi di berbagai tempat yang ada di bumi.

Baca Juga: Malam Ini Akan Ada Hujan Meteor Orionid, Bagaimana Cara Melihatnya?

Tanda-Tanda Akan Terjadi Hujan Es 

1. Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.

Ini karena radiasi matahari yang cukup kuat, teman-teman.

2. Pukul 10.00 pagi terlihat awan Cumulus. Awan Cumulus adalah awan putih berlapis-lapis.

Di antara awan itu ada satu awan yang punta batas tepi warna abu-abu yang menjulang seperti bunga kol.

Awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau kehitaman. Inilah awan Cumulonimbus.

3. Ranting atau dahan pepohonan bergoyang dengan cepat, dan kita merasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.

4. Kemudian hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras yang tiba-tiba.

Jika hujan gerimis yang turun, maka ada kejadian angin kenjang jauh dari tempat kita.

Baca Juga: Bikin Brownies Lezat Menggunakan Rice Cooker, Cukup Ikuti 3 Tips Mudah Ini

Link Streaming Tayangan Belajar dari Rumah di TVRI

Untuk menonton tayangan Belajar dari Rumah dengan layanan streaming, teman-teman bisa memilih salah satu dari tautan di bawah ini, ya!

 Link Live Streaming Belajar dari Rumah via Vidio.com

 Link Live Streaming Belajar dari Rumah via TVRI

Selain disaksikan secara langsung pada jam-jam di atas, tayangan Belajar dari Rumah ini masih bisa ditonton di waktu lainnnya juga melalui layanan streaming, teman-teman.

Sehingga, kita juga bisa menonton tayangan yang terlewat atau menonton tayangan yang ingin ditonton kembali.

Baca Juga: Jangan Lagi Buang Air Rebusan Mi Instan, Ternyata Bisa untuk Menyiram Tanaman di Rumah, Ini Manfaatnya

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com

Lihat video ini juga, yuk!