Sebaiknya Dihindari, Ini Risiko yang Bisa Terjadi Jika Mengisi Ulang Botol Plastik Sekali Pakai untuk Botol Air Minum

By Avisena Ashari, Selasa, 17 November 2020 | 19:30 WIB
Ilustrasi botol air minum sekali pakai (photo created by wayhomestudio / Freepik)

Sebuah penelitian pada 2018 membandingkan 30 botol plastik sekali pakai yang sudah dipakai oleh orang yang berolahraga di pusat kebugaran dengan 20 botol air mineral yang belum dibuka.

Hasilnya, 90 persen botol plastik sekali pakai yang sudah dipakai mengandung patogen atau parasit penyakit, termasuk bakteri E. coli.

Sedangkan, botol air mineral yang belum dibuka tidak terkontaminasi bakteri.

Meski botol air minum biasa bisa terkontaminasi bakteri dan jamur, kita bisa mencucinya dan membersihkan semua bagian dengan mudah, karena tidak ada lekukan-lekukan seperti pada botol plastik sekali pakai. 

Botol minum yang terbuat dari bahan tahan panas juga bisa dicuci menggunakan air hangat.

2. Bisa Membuat Air Minum Terkontaminasi Senyawa Plastik

 

Menurut profesor Kimia Marta Guron, semakin botol plastik sekali pakai mengalami benturan, atau nyawa dari plastik bisa terlepas ke air.

Ini karena garukan, kerutan, atau goresan pada botol bisa memberi ruang antara partikel plastik dan meningkatkan risiko senyawa plastik masuk ke air.

Dalam jumlah sedikit, senyawa dari plastik yang masuk ke air itu tidak membuat kita sakit, namun sebisa mungkin kita mengurangi risikonya.

Selain itu, botol air minum plastik yang terkena panas, misalnya karena ditinggalkan di kendaraan dan terpapar panas cahaya Matahari, bisa membuat reaksi oksidasi yang memengaruhi senyawa plastik yang terlepas ke air.

Oleh sebab itu juga, botol plastik sekali pakai yang akan digunakan jadi botol air minum tidak boleh dicuci dengan air panas.

Baca Juga: Sering Dikonsumsi, Siapa Sangka Makanan dan Minuman Ini Mengandung Plastik yang Berbahaya untuk Kesehatan