Bobo.id - Teman-teman, apa yang kamu ketahui tentang bahaya polusi plastik?
Dalam tayangan Belajar dari Rumah di TVRI hari ini, kita belajar tentang bahaya polusi plastik, nih.
Benda-benda yang merupakan plastik sekali pakai di sekitar kita, berpotensi membuat polusi plastik.
Lalu, apa saja bahaya polusi plastik dan langkah apa yang bisa kita lakukan agar bisa ikut melindungi Bumi kita dari bahaya polusi plastik, ya?
Apa Bahaya Polusi Plastik?
Plastik merupakan salah satu bahan yang awet, ringan, praktis, dan terjangkau. Sehingga banyak benda di sekitar kita dibuat dari plastik.
Mungkin teman-teman pernah menggunakan barang yang berbahan plastik sekali pakai, misalnya botol air mineral, sedotan plastik, plastik kemasan, sendok dan garpu plastik, serta berbagai barang lainnya.
Karena tidak bisa digunakan lagi, biasanya barang dari plastik sekali pakai itu biasanya dibuang dan menjadi sampah.
Namun, plastik yang tidak mudah rusak itu sulit terurai saat menjadi sampah. Sehingga, sampah plastik menjadi salah satu sampah yang tidak ramah lingkungan.
Tahukah kamu? Bersumber dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), lembaga riset Jambeck pada 2015 menemukan fakta bahwa Indonesia dianggap sebagai penyumbang polusi sampah plastik terbesar kedua di dunia, yakni sebanyak 0,48 - 1,29 juta ton per tahun.
Baca Juga: Pernah Liat Warna Tempat Sampah? Ternyata Setiap Warna Punya Artinya
Dari 2,5 miliar metrik ton limbah padat yang diproduksi di seluruh dunia, 275 metrik ton merupakan sampah plastik.
Dari jumlah itu, diperkirakan 8 juta metrik ton sampah plastik terbuang ke laut, teman-teman. Sehingga, sampah plastik menjadi salah satu polutan atau penyebab polusi di laut dan mengganggu ekosistem di dalamnya.
Bukan hanya membutuhkan waktu yang lama untuk terurai, plastik tidak benar-benar hilang, melainkan menjadi mikroplastik.
Hewan di laut bisa memakan mikroplastik itu dan jika kita mengonsumsi hewan laut yang terkontaminasi plastik, maka tubuh kita juga akan terkontaminasi plastik, teman-teman.
Bukan hanya di laut, sampah plastik yang ada di lahan juga bisa melepaskan senyawa ke tanah dan berisiko membuat air dan ekosistem di sekitar lahan pembuangan sampah terkontaminasi.
Air yang terkontaminasi itu juga berisiko diminum oleh manusia dan makhluk hidup lain yang membutuhkan air.
Apa yang Bisa Kita Lakukan Agar Bisa Ikut Melindungi Bumi Kita dari Bahaya Polusi Plastik?
Untuk membantu melindungi Bumi dari bahaya plastik, kita bisa mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, teman-teman. Ini disebut langkah reduce.
Misalnya, kita bisa menggunakan tas belanja untuk mengurangi penggunaan kantong plastik di warung, pasar, minimarket, atau supermarket.
Kemudian, teman-teman bisa membawa sendiri wadah tempat makan atau tumbler untuk membeli makanan atau minuman di luar rumah.
Baca Juga: Mulai dari Burung Hingga Mamalia, Hewan Apa Saja yang Terdampak Sampah Plastik di Lautan?
Teman-teman juga bisa mengurangi pemakaian sedotan sekali pakai dan memilih alternatif sedotan berbahan lainnya.
Namun, bagaimana jika kita masih membutuhkan plastik, Bo?
Nah, jika masih ada plastik sekali pakai atau benda plastik yang rusak dan tidak terpakai, kita bisa menyalurkannya ke tempat pengolahan limbah plastik, teman-teman.
Di sana, plastik akan diolah untuk dijadikan barang yang bermanfaat. Ini adalah langkah recycle.
Kita juga bisa melakukan langkah recylce di rumah, dengan membuat kreasi dari sisa kemasan plastik.
Ada juga plastik yang bisa kita gunakan kembali, teman-teman. Misalnya plastik dengan label angka 5.
Kita bisa memanfaatkan wadah plastik yang bisa digunakan kembali untuk tempat penyimpanan di rumah. Ini merupakan bentuk langkah reuse.
Jadi, untuk membantu melindungi Bumi dari bahaya polusi plastik, jangan lupa terapkan langkah reduce (mengurangi), recycle (mendaur ulang), dan reuse (menggunakan kembali), ya, teman-teman!
------
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com