Mengenal Fase Bulan yang Membuat Bentuknya Terlihat Berbeda Tiap Harinya

By Sarah Nafisah, Selasa, 1 Desember 2020 | 13:00 WIB
Bentuk Bulan terlihat berbeda, mengapa? (Photo by Callum Hilton from Pexels)

Bobo.id - Tahukah kamu kalau hampir semua planet di tata surya kita memiliki satelit. Begitu juga dengan Bumi.

Yap, satelit alami Bumi kita kenal dengan nama Bulan. Biasanya kita bisa melihatnya dengan jalas saat malam hari.

Kalau teman-teman perhatikan, bentuk Bulan bisa berbeda-beda setiap harinya. 

Terkadang, Bulan terlihat kecil. Di waktu lain, Bulan bisa tampak lebih besar. Kita akhirnya paham kalau Bulan memang mengalami perubahan bentuk.

Bahkan tidak jarang bulan berbentuk lingkaran sempurna, tapi kadang terlihat hanya separuhnya.

Pernahkah teman-teman bertanya-tanya, kenapa bentuk Bulan berubah-ubah? Untuk menemukan jawabannya, simak penjelasannya, yuk!

Baca Juga: Ciri-Ciri 8 Planet dalam Tata Surya Lengkap Beserta Karakteristik dan Gambarnya

Mengapa Bentuk Bulan Berubah-ubah?

Bentuk yang kita lihat tergantung pada posisi Bulan. Saat Bulan bergerak mengelilingi Bumi, ia memantulkan sinar matahari.

Dari Bumi, kita hanya bisa melihat bagian Bulan yang menghadap kita. Bentuk Bulan yang kita lihat pada malam tertentu tergantung pada seberapa banyak permukaan Bulan berada di bawah sinar matahari pada saat itu.

Bentuk Bulan itu disebut fase. Fase Bulan terjadi selama Siklus Lunar, yang berlangsung sekitar 27 hari.

Pada awal siklus, Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Selama fase ini, sisi Bulan memantulkan cahaya dari Matahari menghadap jauh dari Bumi.

Jadi kita tidak bisa melihat Bulan sama sekali! Biasanya fase ini disebut dengan nama fase bulan baru.

Saat Bulan berputar, kita bisa melihatnya lebih banyak setiap malam. Selama waktu ini, Bulan tampaknya semakin besar.

Kemudian kita juga mengenal istilah Bulan Sabit, yaitu ketika Bulan terlihat seperti kurva kecil di langit.

Baca Juga: Contoh 3 Tari Tradisional Indonesia dan Jenis Ragam Geraknya

Tentu saja, seluruh Bulan masih ada, tapi kita hanya bisa melihat sebagian kecil yang memantulkan sinar matahari karena posisi Bulan.

Di sekitar tengah Siklus Bulan , Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, jadi kita bisa melihat seluruh wajah Bulan di malam hari. Itu yang kita sebut Bulan Purnama.

Kadang-kadang selama Bulan Purnama, Bumi melemparkan bayangan di permukaan Bulan dan menyebabkan peristiwa yang disebut sebagai Gerhana Bulan.

Setelah Bulan Purnama, Bulan tampak mengecil. Saat Bulan mendekati akhir revolusinya, kita akan semakin jarang melihatnya setiap malam.

Selama waktu ini, kita mengatakan Bulan memudar atau semakin kecil. Menjelang akhir siklus, hanya Bulan Sabit yang terlihat di langit lagi.

Sampai akhirnya, Bulan mencapai akhir dari revolusi dan siklus dimulai lagi dengan Bulan Baru.

Baca Juga: Macam-Macam Konjungsi Berdasarkan Fungsinya dan Contoh Kalimatnya

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com