Bobo.id - Indonesia memiliki tokoh-tokoh penting yang ikut membangun negara.
Materi Belajar dari Rumah di TVRI hari ini membahas mengenai empat tokoh bangsa dengan peran dan sejarah yang berbeda untuk Indonesia.
Yuk, simak rangkumannya berikut ini!
1. Tan Malaka
Apakah teman-teman pernah mendengar tokoh bangsa bernama Tan Malaka?
Tan Malaka disebut sebagai pejuang revolusi dan seorang bapak republik, yang memberikan ide tentang Indonesia.
Baca Juga: Ada Dua Orang Bernama Douwes Dekker yang Berjasa pada Indonesia
Ketika masih anak-anak, Tan Malaka adalah anak yang pintar di sekolah dan memiliki nilai yang cemerlang, sehingga guru-guru sekolah mengaguminya.
Sayangnya, karena kondisi keuangan keluarganya yang terbatas, membuat ia hampir terancam putus sekolah. Warga kampungnya kemudian bergotong royong memberikan bantuan biaya sekolah untuknya.
Bahkan Tan Malaka bisa bersekolah hingga ke Eropa. Selama di Eropa, ia menyadari kalau ada berbagai ketidakadilan yang terjadi di dunia.
Hal ini juga membuatnya memikirkan tentang penjajahan yang sedang berlangsung di Indonesia.
Tan Malaka kemudian pulang untuk ikut berperang, denan menggunakan kata-kata, tulisan, dan ilmu yang dimilikinya untuk melawan ketidakadilan dan penjajahan.
Keinginannya untuk melawan penjajahan di Indonesia ternyata diketahui oleh bangsa kolonial, yang membuat Tan Malaka harus melakukan pelarian selama bertahun-tahun ke berbagai negara.
Dalam pelariannya, Tan Malaka menghasilkan buku berjudul Nar de Republiek Indonesia atau Menuju Negara Republik Indonesia.
Buku tulisan Tan Malaka berisi tentang bagaimana cara untuk menyatukan Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Hindu di Jawa Barat
2. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta merupakan wakil presiden pertama Indonesia dan memimpin bersama Soekarno sebagai presiden.
Wakil presiden pertama Indonesia ini lebih sering dipanggil dengan nama belakangnya, yaitu Hatta, dianggap sebagai satu dari banyak pemikir hebat di Indonesia.
Dalam memperjuangkan untuk membela Indonesia, Hatta bekerja bersama dengan organisasi pemuda di Belanda, Perhimpunan Indonesia.
Ketika bersekolah di Belanda, Hatta sempat ditangkap oleh pemerintah Belanda karena dirinya membuat tulisan di koran yang dianggap membuat kerusuhan.
Baca Juga: Jenderal Gatot Subroto, Tentara Tiga Zaman yang Pemberani
Selama berada di penjara, Hatta menyusun pembelaan yang akan ia katakan di pengadilan dan menuntut kalau Indonesia harus menjadi negara yang merdeka.
Pidato yang diungkapkan Hatta di pengadilan dikenal dengan pidato Indonesia Vrij atau Indonesia Merdeka.
Karena pidatonya inilah, Hatta kemudian dibebaskan dan diketahui hingga Indonesia oleh Soekarno.
3. Dokter Cipto
Cipto Mangunkusumo merupakan seorang dokter, wartawan, pejuang, dan pahlawan kemerdekaan Indonesia.
Sejak kecil, Cipto sudah menunjukkan kecerdasannya, bahkan ia disekolahkan di sebuah sekolah Belanda, oleh ayahnya yang adalah seorang guru.
Bahkan ia lulus sebagai siswa terbaik. Setelah itu, Cipto melanjutkan sekolah ke Stovia, untuk mewujudkan cita-citanya sebagai seorang dokter yang merakyat.
Semasa menjalani sekoah kedokteran, Cipto lebih sering menghabiskan waktunya untuk belajar dan membantu sesama.
Baca Juga: Inspirasi dari Sosok Dokter Cipto Mangunkusumo, Materi Belajar dari Rumah untuk SMP
Inilah sebabnya, Cipto lebih dikenal sebagai dokter rakyat oleh orang-orang yang pernah ditolongnya.
Selama sekolah di Stovia, Cipto juga melihat serta merasakan adanya perlakuan tidak adil yang dilakukan oleh bangsa yang merupakan pendatang di Indonesia.
perlawanan Cipto kepada bangsa pendatang juga ia tuliskan lewat berbagai tulisan di koran dan untuk pertama kalinya bergabung dengan organisasi Budi Utomo untuk bersama melawan penjajah.
Baca Juga: Mengapa Para Pemuda Membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok Menjelang Proklamasi Kemerdekaan?
Organisasi Budi Utomo punya tujuan untuk memperbaiki nasib bangsa Indonesia melalui pendidikan.
Sayangnya, ada perbedaan pendapat antara Cipto dan anggota organisasi Budi Utomo, sehingga dirinya memutuskan untuk keluar dari organisasi.
Cipto kemudian bertemu teman lamanya, yaitu Ernest Douwess Dekker juga punya tujuan untuk memperjuangkan keadilan seluruh rakyat.
4. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara disebut sebagai bapak pendidikan Indonesia. Sebelum menjadi seorang guru atau pendidik, Ki Hajar Dewantara adalah seorang aktivis dan wartawan yang sering mengkritik penjajah di Indonesia.
Ki Hajar Dewantara merupakan seorang anak yang pintar, bahkan ia bisa bersekolah di sekolah kedoteran Stovia miliki Belanda dengan beasiswa.
Namun kondisi fisiknya yang sakit-sakitan membuatnya tidak naik kelas, beasiswanya dicabut, dan tidak bisa melanjutkan sekolah.
Hal ini ternyata tidak menghentikan Ki Hajar Dewantara. Ia justru menjadi seorang wartawan yang akhirnya menarik bagi Cipto Mangunkusumo dan Douwess Dekker yang saat itu juga sedang membangun pergerakan.
Baca Juga: Inilah Pelajaran yang Bisa Kita Ambil dari Perjuangan Jenderal Sudirman
Ketiganya kemudian menyebarkan ide bagi kemerdekaan Indonesia lewat partai politik pertama di Indonesia.
Tulisan Ki Hajar Dewantara yang keras tentang pemerintah Belanda kemudian membuat ketiganya diasingkan ke Belanda.
Dari pengasingan yang dijalaninya, beliau justru mengenal berbagai ide pendidikan dari tokoh-tokoh besar.
Baca Juga: Ini Informasi yang Terdapat dalam Video Biografi Ki Hajar Dewantara, Belajar dari Rumah SD Kelas 4-6
Sekembalinya ke Indonesia, Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah bernama Taman Siswa, karena diingatkan kembali oleh janjinya untuk mendidik kaum yang masih tertindas.
Ia menganggap, melalui pendidikan merupakan cara hebat yang bisa dilakukannya untuk melawan penjajahan.
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com