Wilayah Tibet Tidak Dilewati Pesawat Terbang Karena Berbahaya, Ini 4 Alasannya

By Iveta Rahmalia, Selasa, 12 Januari 2021 | 19:10 WIB
Ilustrasi pesawat terbang, angkutan umum udara (Pixabay)

Dulu Pernah Ada Pesawat Terbang Melewati Tibet

Pada Perang Dunia II, ada istilah yang digunakan para penerbang saat melintasi Tibet yaitu terbang melintasi “punuk”, seperti punuk unta.

Saat itu, Jalan Raya Burma yang menghubungkan Burma dan Tiongkok dikuasai oleh bangsa Jepang, sehingga pilot harus terbang untuk mengantar barang dari India dan Burma ke Tiongkok melalui Tibet.

Namun, rupanya ada lebih banyak pilot yang gugur saat terbang melintasi wilayah pegunungan Tibet, dibandingkan gugur karena serangan musuh.

4 Alasan Wilayah Tibet Berbahaya untuk Pesawat

Ada empat alasan mengapa menerbangkan pesawat di atas wilayah Tibet berbahaya, teman-teman.

1. Sedikit Bandara

Di seluruh wilayah Tibet, hanya ada dua bandara yang beroperasi, yaitu Bandara Lhasa Gonggar di Lhasa, dan Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu.

Jika sampai terjadi situasi gawat di atas pesawat, tidak ada lapangan udara yang bisa digunakan untuk mendarat, teman-teman.

Kemudian, mendarat di Lhasa juga belum tentu baik, karena ketinggian Lhasa 3.650 meter di atas permukaan laut. Ini bisa membuat beberapa orang sulit bernapas.

2. Jumlah Oksigen Cadangan

Pesawat membawa oksigen untuk situasi gawat darurat, teman-teman.

Masker oksigen di pesawat bisa memberikan oksigen bagi masing-masing penumpang setidaknya 10 – 20 menit.

Waktu itu adalah waktu yang cukup bagi pesawat untuk turun ke ketinggian 3.048 meter, di mana ada udara yang bisa dihirup untuk bernapas.

Di Tibet, dataran tingginya lebih dari 3.048 meter sehingga stok oksigen itu belum tentu mencukupi.

Baca Juga: Ketahui Peraturan Membawa Barang di Kabin dan Bagasi Pesawat, Salah Satunya Berat Maksimal Barang di Bagasi Kabin

Baca Juga: Apa Itu Turbulensi? Ini Penyebab, Level, dan Dampaknya bagi Pesawat