Bobo.id - Pada Sabtu sore, 16 Januari 2021 kemarin, terjadi erupsi Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur, teman-teman.
Erupsi Gunung Semeru itu mengeluarkan awan panas sejauh 4,5 kilometer.
Bersumber dari Kompas.com, beberapa daerah di wilayah Gunung Semeru menjadi titik guguran awan panas itu. Guguran awan panas biasanya juga disebut hujan abu.
Guguran awan panas bisa tersebar ke daerah yang jauh karena terbawa oleh angin.
Sebenarnya, apa itu awan panas yang keluar saat terjadi erupsi gunung berapi, ya?
Apakah awan panas yang keluar dari erupsi gunung berapi itu berbahaya?
Yuk, cari tahu!
Baca Juga: Penyebab Erupsi Gunung Berapi, Mulai dari Kenaikan Suhu Kawah Hingga Tekanan Tinggi
Awan Panas yang Keluar dari Erupsi Gunung Berapi
Saat sebuah gunung berapi mengalami erupsi, gunung itu bisa mengeluarkan berbagai jenis material, salah satunya awan panas atau aliran piroklastik.
Menurut situs Museum Gunungapi Merapi, istilah awan panas digunakan untuk menyebut aliran berupa batu, kerikil, abu, pasir, dalam satu massa gas vulkanik panas yang keluar dari gunung api dan mengalir turun mengikuti lerengnya.
Awan panas terbentuk saat material gunung berapi runtuh ketika erupsi terjadi atau saat ada batuan vulkanik yang runtuh.
Awan panas dari erupsi gunung berapi juga dikenal dengan istilah “nuée ardente” yang berarti “awan yang bersinar”.
Baca Juga: Gunung Merapi Meletus Pagi Ini, Kolom Erupsi Mencapai 2.000 Meter! Apa Itu Kolom Erupsi?
Baca Juga: Erupsi Gunung Taal Mengeluarkan Petir, Mengapa Bisa Muncul Petir Saat Gunung Meletus?
Di beberapa wilayah di Indonesia, penduduk sekitar gunung berapi menyebut awan panas dengan istilah “wedhus gembel” yang berarti “domba”. Ini karena awan panas yang turun dari gunung itu terlihat seperti domba yang turun dari lereng gunung.
Awan panas yang keluar saat gunung berapi mengalami erupsi bisa mengalir dengan kecepatan lebih dari 100 km per jam.
Apakah Awan Panas dari Erupsi Gunung Berapi Berbahaya?
Asap letusan gunung berapi itu disebut awan panas karena suhunya sangat panas, yaitu bisa mencapai 700 derajat Celcius.
Karena suhunya yang sangat tinggi, maka awan panas itu berbahaya bagi makhluk hidup, teman-teman.
Benda apapun yang dilalui oleh awan panas ini bisa hangus.
Sehingga, akan ada wilayah dengan jarak tertentu yang tidak boleh dilalui oleh penduduk saat terjadi erupsi gunung berapi yang mengeluarkan awan panas itu.
Dalam situasi tertentu, penduduk dan satwa di sekitar lokasi gunung berapi dievakuasi ke tempat yang lebih aman saat gunung berapi diperkirakan akan meletus, untuk menghindari awan panas.
Selain itu, awan panas memiliki muatan batuan dan material vulkanik padat yang berbentuk seperti serpihan yang halus dan ringan.
Hujan abu yang menjadi dampak awan panas memiliki partikel abu vulkanik yang sangat keras dan biasanya memiliki sudut-sudut yang bergerigi.
Jika partikel itu masuk ke pernapasan manusia, maka bisa berisiko mengganggu sistem pernapasan.
Selain itu, abu vulkanik yang mengenai wajah juga bisa menyebabkan iritasi mata.
Selain berbahaya bagi makhluk hidup, dampak dari awan panas, yaitu hujan abu, juga berbahaya bagi penerbangan pesawat.
Sebabnya partikel abu vulkanik berisiko menyebabkan kerusakan pada bagian tertentu pesawat. Sehingga, jika terjadi erupsi dengan awan panas dan berdampak pada hujan abu di wilayah yang luas, bandara di wilayah itu juga bisa ditutup sementara.
Baca Juga: Gejala Apa Saja yang Terjadi saat Gunung Berapi Meletus?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com