Ada Komet Raksasa Masuk ke Tata Surya Bagian Dalam, Amankah untuk Bumi?

By Amirul Nisa, Senin, 28 Juni 2021 | 12:00 WIB
Mengenal benda-benda di luar angkasa. (Pixabay)

Bobo.id - Teman-teman tahu tidak di luar angkasa ada banyak benda berterbangan?

Di luar angkasa ada banyak benda langit seperti planet, satelit, bintang, nebula, galaksi, asteroid, meteoroid, komet, hingga debu antariksa.

Ada banyak sekali benda di angkasa luar yang berterbangan mengikuti orbit.

Seperti komet raksasa yang baru-baru ini diketahui memasuki tata surya bagian dalam.

Baca Juga: Suka Nonton YouTube? Simak Tips Memilih Konten yang Tepat dan Cara Mengunduh Videonya

Belum lama ini jagat astronomi dikejutkan dengan adanya sebuah komet berukuran super besar beredar di tata surya bagian dalam.

Komet itu diberi nama Bernardinelli-Bernstein (2014 UN271), yang menurut Astronom Amatir Indonesia, Marufin Sudibyo nama itu diambil dari nama penemunya.

Komet raksasa ini memiliki inti komet yang berukuran sekitar 100 - 200 kilometer.

Komet Bernardinelli-Bernstein menjadi komet terbesar dengan diameter keseluruhan sekitar 200.000 kilometer.

Bahkan ukuran komet ini lebih besar dari pada bumi.

Baca Juga: Meski Berukuran Kecil, Mengapa Sampah Ruang Angkasa Bisa Menyebabkan Kerusakan Parah?

Karakteristik Bernardinelli-Bernstein

Pak Marufin menjelaskan bahwa komet Bernardinelli-Bernstein memiliki orbit lonjong hampir sama dengan parabola.

Bahkan disebut juga bahwa komet ini dipastikan berasal dari awan komet Opik-Oort.

Awan Opik-Oort adalah wilayah dingin membeku yang berjarak 2.000 sampai 50.000 Satuan Astronomi (SA) dari matahari.

Tempat itu merupakan bagian batas terluar dari tata surya.

Pengidentifikasian komet tersebut dapat diketahui dari citra-citra Dark Energy Survey.

Baca Juga: Bisa Membawa 7 Astronaut dengan Misi yang Berbeda, Inilah Fakta Pesawat Ulang-alik

Periode Rotasi

Komet ini disebut miliki periode rotasi sangat panjang untuk memutari matahari.

Periode putarannya pun kurang lebih sekitar 3 juta tahun.

Tidak Ada Potensi Bertabrakan

Dari pengamatan, komet Bernardinelli-Bernstein sudah menunjukan aktivitas komet yang khas.

Dari aktivitas itu, komet Bernardinelli-Bernstein tidak memiliki potensi untuk bertabrakan dengan planet apapun.

Saat ini, komet Bernardinelli-Bernstein masih dalam perjalanan memasuki tata surya.

Namun, diyakini bahwa komet ini akan sangat redup. Sehingga butuh teleskop berdiameter minimal 220 mm untuk mengamati benda ini.

Mengenal Benda Langit di Ruang Angkasa

Dari banyaknya benda langit yang menarik, ada benda-benda semacam bebatuan yang ikut memutari matahari.

Teman-teman tahu tidak bebatuan yang memutari matahari itu memiliki nama dan karakteristik yang berbeda-beda, lo.

Asteroid, komet, meteoroid adalah benda langit yang terlihat seperti bebatuan biasa.

Namun sebenarnya tiga benda itu bukan bebatuan biasa, lo. Yuk, cari tahu!

Baca Juga: Mengenal Nebula, Awan Cantik yang Melahirkan Bintang di Ruang Angkasa

Asteroid

Asteroid adalah benda langit berupa batuan yang berada di antara orbit planet.

Benda langit satu ini biasanya berada di antara planet Mars dan Jupiter.

Garis edar asteroid ini disebut dengan sabuk asteroid.

Asteroid memiliki ukuran lebih kecil dari pada planet.

Hingga kini telah ditemukan asteroid terbesar dengan nama Ceres.

Ceres miliki diameter 940 kilometer.

 

Meteoroid

Sedangkan meteoroid hampir sama dengan asteroid, hanya saja benda langit satu ini lebih kecil.

Meteoroid adalah kumpulan batu kecil yang berada di sabuk asteroid.

Pernah ada peristiwa masuknya meteoroid ke bumi yang sering disebut sebagai meteor atau bintang jatuh.

Benda langit ini akan habis terbakar saat terjatuh ke bumi, hingga yang tersisa hanya debu.

Baca Juga: Mengenal Space Race, Ajang Kompetisi Peluncuran Misi Ruang Angkasa Setelah Perang Dunia II

Komet

Terakhir adalah komet, benda langit satu ini bukanlah bebatuan seperti dua benda sebelumnya.

Komet merupakan benda langit berupa es padat yang ikut berputar mengelilingi matahari.

Tapi berbeda dengan benda langit lainnya komet berputar dengan garis orbit berbentuk lonjong.

Selain itu komet juga bisa disebut dengan bintang berekor.

Kenapa demikian? Karena saat komet mengorbit, ia akan menyeburkan gas bercahaya dan kadang bisa terlihat dari bumi.

 

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.