Namun tak lama setelah getar gong berhenti, bumi seperti dilanda gempa. Ternyata tiga kali bunyi Gong Gora mengakibatkan hewan-hewan besar di hutan beramai-ramai masuk wilayah kerajaan. Mereka mengamuk. Orang-orang ketakutan, berlari menyelamatkan diri.
"Hentikan hewan-hewan itu!" perintah raja kepada para prajurit. Namun para prajurit tak berhasil. Akhirnya raja meminta Jaka Wana untuk menaklukkan hewan-hewan itu.
Jaka Wana mampu berbahasa hewan. Ia bercakap-cakap dan memberi penjelasan pada hewanhewan itu. "Raja Goragangsa mengadakan sayembara membunyikan gong raksasa. Maafkan kami jika bunyi gong tadi membuat kalian risau," ujar Jaka Wana lembut pada hewan-hewan itu.
Baca Juga: Banyak Ditemukan dalam Cerita Dongeng, Apakah Naga Benar-Benar Ada?
Rupanya, dahulu kala, kakek Raja Goragangsa suka berburu hewan di hutan. Gong Gora selalu dipukul tiga kali sebagai tanda dimulainya perburuan. Itu sebabnya, kali ini, ketika mendengar bunyi Gong Gora, semua hewan menyerbu ke wilayah kerajaan. Mereka bermaksud menyerang lebih dulu sebeium diburu prajurit kerajaan.
Jaka Wana menyuruh para hewan kembali ke hutan dengan tertib. Raja Goragangsa kagum pada kemampuan Jaka Wana.
"Wahai, bocah tampan yang sakti. Siapakah namamu?"
"Nama hamba Jaka Wana, Baginda."
"Darimana asalmu?"
"Dari hutan Danawa, Baginda."