Setelah masa pendudukan Jepang di Indonesia, radio-radio siaran Jepang mulai dikumandangkan pada tahun 1942.
Radio yang sebelumnya milik Belanda, lalu diambil alih kepemilikannya oleh Jepang dengan menyatukan radio-radio tersebut dengan satu komando.
Komando tersebut bernama Hoso Kanri Kyoku, yang berpusat di Jakarta dan memiliki cabang di Kota Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang, dengan nama Hoso Kyoku.
Namun siaran radio Jepang tersebut berhenti pada 19 Agustus 1945, bersaman dengan pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki.
Baca Juga: Digunakan di Militer dan Radio, Apa Kamu Pernah Dengar Alfabet Fonetik NATO?
Setelah merdeka dari kependudukan Jepang, Indonesia mendengar berita melalui radio luar negeri bahwa Belanda akan kembali menduduki Indonesia.
Lalu, tokoh-tokoh yang pernah aktif dalam siaran radio pada masa kependudukan Jepang mulai menyadari peran penting radio dalam komunikasi rakyat dan pemerintah.
Oleh karena itu, para tokoh tersebut melaksanakan pertemuan pada 11 September 1945 di Jakarta, tepatnya di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon.