Upacara Adat Betawi Bikin Rume: Arti, Tujuan, dan Prosesi

By Grace Eirin, Senin, 11 Oktober 2021 | 12:45 WIB
Rumah adat dari Betawi, Rumah Kebaya yang dibuat dengan melakukan upacara adat terlebih dahulu. (Jakartatourism.go.id)

Bobo.id - Upacara Adat Betawi memiliki beragam jenis yang berbeda-beda tujuannya. 

Sama seperti suku lain di Indonesia, Betawi juga mempunyai ciri khas dan tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini. 

Tradisi dari masing-masing daerah di Indonesia merupakan bentuk warisan budaya tak benda yang diturunkan dari jaman dahulu hingga sekarang. 

Upacara adat merupakan salah satu bentuk keberagaman budaya Indonesia yang dilakukan sesuai dengan tradisi masing-masing daerah. 

Baca Juga: Upacara Adat Betawi Baritan: Sejarah, Tujuan, dan Pelaksanaan

Setiap daerah di Indonesia, memiliki upacara adat yang bentuk, tujuan, dan pelaksanaannya berbeda. 

Salah satu suku di Indonesia, yaitu Suku Betawi juga memiliki upacara adat, satu di antaranya yaitu Upacara Adat Bikin Rume. 

Apa yang dimaksud dengan Upacara Adat Bikin Rume? 

Yuk, mengenal Upacara Adat Bikin Rume melalui pembahasan berikut ini!

Arti dan Tujuan Upacara Adat Bikin Rume

Upacara Adat Bikin Rume merupakan salah satu upacara yang berhubungan dengan siklus hidup masyarakat Betawi. 

Upacara adat ini memiliki arti khusus dan strategis. 

Bagi masyarakat Betawi, rumah bukan hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dari gempuran musim yang tidak ramah.

Namun lebih dari itu, rumah adalah tempat dimulai terjadinya generasi mendatang yang kokoh lahir batin. 

Itulah sebabnya masyarakat Betawi saling tolong-menolong dan gotong royong untuk membantu pembangunan rumah. 

Baca Juga: Jadi Simbol Kesetiaan Masyarakat Betawi, Ini Serba-serbi Buaya yang Dikenal Buas

Filosofi rumah bagi masyarakat Betawi adalah "Mulaiin dari rumah, pulang ke rumah".

Prosesi dalam Upacara Adat Bikin Rume

Dilansir dari situs resmi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, upacara adat ini memerlukan persiapan dan ritual yang harus dilakukan masyarakat. 

Pertama, masyarakat akan melakukan persiapan berupa perhitungan, menentukan hari baik, rejeki dan keselamatan pemilik rumah. 

Ini dilakukan dengan cara melaksanakan musyawarah antarwarga masyarakat yang terlibat. 

Kedua, setelah mendapatkan hari yang tepat untuk membangun rumah, masyarakat akan melaksanakan doa bersama atau disebut 'Merowahan'.

Merowahan merupakan permohonan atau doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk melindungi pembangunan rumah sehingga dapat berjalan dengan lancar. 

Para tetangga yang diundang hadir ke acara Merowahan ini akan dimohon untuk membantu proses pembangunan oleh calon pemilik rumah. 

Bantuan sukarela itu berupa menebang pohon atau meratakan tanah, yang disebut juga dengan 'baturan'.

Ketika baturan dilakukan, masyarakat akan menyiapkan 5 bata garam. Satu bata diletakkan di tengah, empat yang lain diletakkan di setiap pojok wilayah tanah untuk rumah. 

Baca Juga: Banyak yang Takut Lihat Ondel-Ondel, Padahal Ada Banyak Makna Unik yang Melekat pada Ondel-Ondel

Hal ini dipercaya oleh masyarakat Betawi akan melindungi rumah dari gangguan dan hambatan pembangunan rumah. 

Setelah itu, mereka juga meletakkan uang ringgit, uang perak, atau uang logam di atas umpak batu, untuk si pemilik rumah hidup tentram dan selalu diberi rejeki. 

Selanjutkan warga akan membuat acara selamatan untuk mempersiapkan pembangunan rumah agar berjalan lancar. 

Tidak lupa, dilakukan juga prosesi 'ketik' yaitu pemilik rumah harus begadang semalam sebelum pembangunan rumah selesai, untuk menjaga keamanan rumah. 

Nah, itulah informasi mengenai arti, tujuan dan prosesi yang dilakukan dalam Upacara Adat Bikin Rume dari Betawi. 

Sumber foto: jakarta-tourism.go.id

Tonton video ini juga, yuk!

 

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.