Pada tahun 1901, Chik Muhammad melakukan serangan yang mendadak dan berhasil menghancurkan Belanda.
Atas kebershasilannya, suami Cut Mutia ini diangkat menjadi Bupati Keureuyoe oleh Sultan Aceh.
Namun, pada tahun 1905 Chik Muhammad ditangkap oleh Belanda dan mendapatkan hukuman mati.
Setelah suami keduanya meninggal, Cut Mutia kembali menikah dengan Pang Nanggroe.
Bersama suami ketiganya ini, Cut Mutia terus melanjutkan perjuangan melawan Belanda.
Baca Juga: Tetap Bersemangat Belajar Meski Tidak Lagi Boleh Sekolah, Ketahui Lebih Jauh Tentang Kartini, yuk!
Perjuangan
Perjuangan Cut Mutia yang paling mencolok adalah saat melakukan pertempuran dengan Korps Marechausee, satuan militer Hindia Belanda.
Pertempuran itu terjadi di Paya Ciem, yang membuat Cut Mutia bersama pejuang perempuan lainnya melarikan diri ke dalam hutan.
Selama, Cut Mutia melarikan diri, sang suami Pang Nanggroe terus berjuang hingga tewas pada 26 September 1910.
Mengetahui sang suami tewas, tidak membuat Cut Mutia berdiam diri.
Ia tetap melanjutkan perlawanan bersama sisa pasukannya yang berjumlah 45 orang.
Pahlawan perempuan ini terus menyerang dan mengambil alih pos-pos kolonial Belanda.
Dengan cara bergrilya, Cut Mutia terus berjuang melawan penjajah.