Gambarnya Ada di Uang Rp1.000, Ini Kisah Pahlawan Perempuan Cut Mutia

By Amirul Nisa, Minggu, 7 November 2021 | 18:30 WIB
Uang pecahan Rp 1.000 yang terdapat gambar Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh Cut Mutia. (Creative Commons/Runge66)

Bobo.id - Di setiap uang kertas di Indonesia, biasanya terdapat gambar wajah tokoh pahlawan nasional. 

Tokoh-tokoh itu pernah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Salah satunya pada mata uang 1.000 rupiah, terdapat gambar pahlawan perempuan, yaitu Cut Mutia.

Cut Mutia adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Aceh.

Pahlawan perempuan ini terkenal sebagai pengatur stategi yang andal.

Baca Juga: Gatot Subroto hingga Jenderal Sudirman, Pahlawan Nasional Ini Namanya Diabadikan untuk Nama Jalan di Jakarta

Kehebatannya ini selalu berhasil membuat penjajah yang saat itu adalah Belanda menjadi kebingungan.

Keberanian Cut Mutia ini bukan datang begitu saja setelah dewasa.

Perempuan ini sudah belajar banyak hal sedari kecil, termasuk ilmu menggunakan pedang.

Kehidupan Cut Mutia

Cut Mutia lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, pada 15 Februari 1870.

Ia adalah anak perempuan satu-satunya dari pasangan Teuku Ben Daut Pirak dan Cut Jah.

Ayah dari Cut Mutia adalah seorang ulama dan pemimpin pemerintahan di daerah Pirak.

Sedari kecil, Cut Mutia sudah banyak belajar tentang agama dari ayahnya yang seorang ulama.

Selain itu, ia juga belajar menggunakan pedang, sehingga mengerti tentang cara berperang.

Selama hidup, Cut Mutia sudah menikah sebanyak tiga kali yaitu dengan Teuku Syamsarif atau lebih dikenal Teuku Chik Bintara.

Namun, pernikahan tersebut berakhir karena Teuku Chik Bintara bekerja sama dengan Belanda, sedangkan Cut Mutia berjuang melawan penjajah.

Baca Juga: Kisah Hidup Raden Ajeng Kartini, Pahlawan Nasional Indonesia yang Berjuang untuk Perempuan dan Pendidikan

Setelah itu, Cut Mutia menikah lagi dengan Teuku Chik Muhammad. Bersama suami keduanya, ia berjuang melawan Belanda.

Bahkan bersama dengan suaminya ini, Cut Mutia pertama kali ikut turun ke medan perang melawan penjajah.

Pada tahun 1899, Chik Muhammad memimpin serangan melawan Belanda, hingga membuat penjajah kebingungan.

Setelah serangan itu, Chik Muhammad dan Cut Mutia tidak melakukan gerakan selama hampir dua tahun.

Hal itu, membuat Belanda tenang, tapi hal itu ternyata hanyalah sebuah strategi.

Pada tahun 1901, Chik Muhammad melakukan serangan yang mendadak dan berhasil menghancurkan Belanda.

Atas kebershasilannya, suami Cut Mutia ini diangkat menjadi Bupati Keureuyoe oleh Sultan Aceh.

Namun, pada tahun 1905 Chik Muhammad ditangkap oleh Belanda dan mendapatkan hukuman mati.

Setelah suami keduanya meninggal, Cut Mutia kembali menikah dengan Pang Nanggroe.

Bersama suami ketiganya ini, Cut Mutia terus melanjutkan perjuangan melawan Belanda.

Baca Juga: Tetap Bersemangat Belajar Meski Tidak Lagi Boleh Sekolah, Ketahui Lebih Jauh Tentang Kartini, yuk!

Perjuangan

Perjuangan Cut Mutia yang paling mencolok adalah saat melakukan pertempuran dengan Korps Marechausee, satuan militer Hindia Belanda.

Pertempuran itu terjadi di Paya Ciem, yang membuat Cut Mutia bersama pejuang perempuan lainnya melarikan diri ke dalam hutan.

Selama, Cut Mutia melarikan diri, sang suami Pang Nanggroe terus berjuang hingga tewas pada 26 September 1910.

Mengetahui sang suami tewas, tidak membuat Cut Mutia berdiam diri.

Ia tetap melanjutkan perlawanan bersama sisa pasukannya yang berjumlah 45 orang.

Pahlawan perempuan ini terus menyerang dan mengambil alih pos-pos kolonial Belanda.

Dengan cara bergrilya, Cut Mutia terus berjuang melawan penjajah.

Akhir Hidup

Tidak berlangsung lama setelah suaminya meninggal, Cut Mutia dan pasukannya berhasil ditemukan Belanda.

Saat akan ditang(kap, Cut Mutia menolak dan terus melawan menggunakan rencong, senjata khas Aceh.

Perlawanan terakhirnya itu membuat Belanda mengambil tindakan dengan menembakkan tiga peluru di dada dan kepalanya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tentang Kemerdekaan Indonesia 76 Tahun Silam, Salah Satunya Naskah Proklamasi Pernah Terbuang

Diabadikan di Uang Kertas

Keberanian dan sikap pantang menyerah dari Cut Mutia ini membuatnya menjadi pahlawan perempaun luar biasa.

Jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan pun diabadikan oleh Bank Indonesia.

Pada uang kertas pecahan Rp 1.000 wajah Cut Mutia dipajang di salah satu sisi, sejak tahun 2016.

Hal ni dilakukan sebagai bentuk penghormatan pada sang pahlawan.

Dengan menggambarkan pada pecahan mata uang, seluruh masyarakat Indonesia tidak akan lupa dengan perjuangan para pahlawan.

Nah, itu tadi kisah Cut Mutia pahlawan perempuan dari Aceh yang pantang menyerah.

Kecerdikannya membuat banyak orang bersedia berperang bersama melawan Belanda.

(Foto: Creative Commons/Runge66)

Tonton video ini, yuk!

 

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.