Bobo.id - Memperingati Hari Pahlawan tahun ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan gelar pahlawan nasional pada empat tokoh.
Gelar Pahawan Nasional ini diberikan saat upacara di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/11/2021).
Empat tokoh yang mendapatkan gelar pahlawan nasional ini adalah Tombolotutu dari Sulawesi Tengah, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, Usmar Ismail dari DKI Jakarta, dan Raden Aria Wangsakara dari Banten.
Beberapa dari teman-teman mungkin masih asing dengan keempat nama tokoh pahlawan nasional itu.
Karena itu, kita coba mengenal keempat tokoh pahlawan nasional ini, yuk! Simak selengkapnya di sini, ya.
1. Usmar Ismail
Usmar Ismail adalah tokoh yang mendapat julukan Bapak Perfilman Indonesia.
Laki-laki ini lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 20 Meret 1921.
Tokoh perfilman satu ini cukup terkenal dengan berbagai karya apiknya.
Beberapa film produksi dari Usmar Ismail yaitu Pedjuang (1960), Enam Djam di Djogja (1956), Tiga Dara (1956), dan Asmara Dara (1958).
Bahkan selama hidup, Usmar Ismail sudah memproduksi lebih dari 30 film.
Bahkan ada film garapan Usmar Ismail yang berjudul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi) yang digarap tahun 1950, merupakan film pertama yang resmi diproduksi oleh Indonesia sebagai negara yang berdaulat.
Baca Juga: Gambarnya Ada di Uang Rp1.000, Ini Kisah Pahlawan Perempuan Cut Mutia
Sebagai bentuk penghargaan, Presiden ke-3 BJ Habibie meresmikan hari pertama syuting film tersebut menjadi Hari Film Nasional.
2. Tombolotutu
Tombolotutu adalah seorang raja di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Pada masa kepemimpinannya, Tombolotutu ikut turun ke medan perang untuk melawan penjajah yang saat itu adalah Belanda.
Perlawanan yang dilakukan Tombolotutu cukup membuat Belanda kewalahan.
Bahkan Belanda mengerahkan pasukan yang disebut dengan Marsose.
Marsose adalah pasukan khusus atau pasukan elite milik Belanda.
Pasukan ini juga pernah dikerahkan saat Perang Diponegoro dan Perang Aceh.
Upaya pemberian gelar pahlawan nasional pada Tombolotutu sudah dilakukan sejak tahun 1990-an.
Namun saat itu pemerintah masih terkendala dengan dokumen resmi sebagai data primer yang menujukan perjuangan sosok Tombolotutu.
3. Sultan Aji Muhammad Idris
Tokoh lain yang ikut mendapatkan gelar pahlawan nasional adalah Sultan Aji Muhammad Idris.
Ia merupakan Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Kala itu, Sultan Aji Muhammad Idris memerintah pada tahuan 1735-1778.
Sultan Aji Muhammad Idris merupakan cucu menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng.
Baca Juga: 5 Fungsi dan Peranan Pancasila di Indonesia, Sebagai Dasar Negara hingga Sebagai Kepribadian Bangsa
Tokoh ini bukan hanya sultan biasa, tapi beliau juga ikut berperang melawan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang merupakan kongsi dagang bentukan Belanda.
Namun pada pertempuran itu, Sultan Aji Muhammad Idris gugur dan membuat pemerintahan kesultanan kosong.
4. Raden Aria Wangsakara
Bukan hanya seorang pejuang, ternyata Raden Aria Wangsakara juga seorang ulama dan pendiri Tangerang.
Raden Aria Wangsakara merupakan keturunan dari Raja Sumedang Larang yaitu Sultan Syarif Abdurrohman.
Saat itu, Raden Aria Wangsakara memutuskan pergi dari kerajaan menuju ke Tangerang.
Ia ditemani dengan dua kerabatnya yaitu Aria Santika dan Aria Yuda Negara memutuskan pergi, karena tidak setuju dengan keberpihakan saudara kandungan dengan VOC.
Tokoh ini kemudian menempati di wilayah Sungai Cisadane dan diberi kepercayaan oleh Kesultanan Banten, Sultan Maulana Yusuf untuk menjaga wilayah itu yang kini dikenal dengan nama Tangerang.
Setelah pergi dari kerajaan, Raden Aria Wangsakara mengisi hari-hari dengan menyebarkan agama Islam.
Namun, kegiatannya itu diketahui oleh VOC dan dianggap membahayakan kekuasaan penjajah.
Baca Juga: Sosok-Sosok Pahlawan pada Masa Kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam di Nusantara
VOC pun melakukan serangan ke wilayah kekuasaan Raden Aria Wangsakara, dan memicu pertempuran.
Dibawah kepemimpinan Raden Aria Wangsakara, pertempuran terjadi selama tujuh bulan lamanya.
Pertempuran itu akhirnya membuahkan hasil dengan VOC gagal merebut wilayah kekuasaan Wangsakara.
Pahlawan ini pun gugur pada tahun 1720 di Ciledek.
Nah, itu tadi empat profil singkat dari tokoh yang diberi gelar pahlawan nasional di Hari Pahlawan tahun ini.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.