Sangguana adalah pemuda yang terdampar di Pulau Ndana dan dipertemukan dengan Raja Rote.
Pada pertemuan itu, Sangguana jatuh hati pada anak Raja Rote.
Putri raja tersebut meminta Sangguana membuat sebuah alat musik indah yang bisa menghibur ayahnya, sebagai syarat menikah.
Atas permintaan tersebut, Sangguana berusaha keras untuk membuat alat musik.
Hingga suatu malam, ia bermimpi sebuah alat musik petik yang indah.
Saat terbangun, dibuatlah alat musik seperti yang ada di mimpinya.
Lalu jadilah sasando yang bisa menghibur Raja Rote, dan membuat Sangguana menikah denga putri raja.
Baca Juga: 5 Jenis Alat Musik Tradisional Jawa Timur dan Cara Memainkannya
Perkembangan Sasando
Pada penjelasan sebelumnya sasando dikenal sebagai alat musik dengan tujuh atau 11 dawai.
Namun, seiring perkembangan zaman, sasando ikut berubah dan memiliki banyak model.
Perubahan sasando ini sebagian besar pada jumlah dawai pada tabung.
Beragam model sasando ini disesuaikan dengan kebutuhan permainan alat musik ini.
Beberapa model sasando yang muncul adalah sasando engkel, sasando dobel, dan sasando biola.
Ada juga sasando gong yang sudah lebih dulu terkenal di masyarakat Rote.