5. Majas Eufimisme
Majas eufimisme digunakan untuk mengungkapkan kata yang dirasa kurang etis. Tujuan majas eufimisme adalah menggunakan kata yang lebih sopan dengan makna yang sepadan.
Contoh: Edi adalah anak berkebutuhan khusus yang memiliki kemampuan melukis yang hebat.
Kelompok Majas Pertentangan
Dalam majas pertentangan, kata kiasan yang digunakan memiliki makna yang berkebalikan atau bertentangan dengan maksud yang sesungguhnya. Berikut ini beberapa majas dan contohnya.
6. Majas Litotes
Majas litotes adalah lawan dari majas hiperbola, majas litotes mengecilkan atau menyempitkan sebuah ungkapan.
Gaya bahasa ini biasanya digunakan untuk tujuan merendahkan diri karena kenyataannya justru tidak seperti yang disebutkan.
Contoh: Jika main ke Yogyakarta, mainlah ke gubuk kami yang sederhana di Kaliurang.
Baca Juga: Majas Simile: Pengertian dan Contoh Kalimat Menggunakan Majas Simile
7. Majas Paradoks
Majas paradoks bertujuan membandingkan suatu fakta dengan sesuatu yang berkebalikan. Saat itulah kita menggunakan majas paradoks.
Contoh: Semakin kaya dirinya, semakin dirinya tidak merasa bahagia.
8. Majas Antitesis
Majas antitesis memiliki ciri khas adanya pasangan kata yang maknanya bertentangan atau berlawanan. Pasangan kata tersebut biasanya diletakkan berurutan.
Contoh: Jangan menjadi kaya harta, tapi miskin ilmu.