Cari Jawaban Materi Kelas 6 SD Tema 9, Bagaimana Watak Tokoh Utama pada Cerita Fiksi ‘Proyek Rino’

By Thea Arnaiz, Kamis, 13 Januari 2022 | 08:30 WIB
Kunci jawaban materi kelas 6 SD tema 9, cerita fiksi 'Proyek Rino'. (Foto oleh Victoria Borodinova dari Pexels)

Bobo.id - Pada pelajaran tematik kelas 6 SD tema 9, subtema 1, tepatnya halaman 46. Teman-teman akan melakukan identifikasi pada cerita fiksi.

Di dalam cerita fiksi, kita tidak hanya menemukan aluran yang menyenangkan, tapi juga memberikan kita nilai moral.

Dengan begitu, kita bisa memahami tingkah laku manusia sehari-hari.

Untuk mengetahui lebih lanjut, kita bisa membaca teks cerita fiksi berikut. Setelah itu, kerjakanlah soal pertanyaannya dan temukan kunci jawabannya. 

Proyek Rino 

Oleh Diana Karitas 

”Kenapa, Rin? Kok mukanya cemberut begitu?” tanya Kak Argia membuyarkan lamunan Rino. Suasana rumah sepi. Ayah masih di kantor dan Ibu sedang bertandang ke rumah tetangga yang sedang sakit. Hari ini, Kakak Argia tidak ada kuliah, sedang Rino baru pulang sekolah. Masih dengan seragam lengkapnya, Rino duduk termangu di teras rumah. 

“Ah, Kak Argi, aku sedang berpikir, bukan cemberut.” sangkal Rino. “Aku sedang memikirkan tentang proyek sekolah, Kak. Kami harus membuat sesuatu yang bisa dijual di Hari Pasar dua minggu lagi. Barang tersebut harus hasil buatan sendiri dan tidak boleh menggunakan bahan yang mahal. Kata bu guru, supaya bisa dibeli oleh teman-teman lain di sekolah. Nah, aku sedang berpikir, kira-kira aku akan membuat apa.” jelas Rino. 

“Wah, itu proyek sekolah yang bagus! Dengan begitu kamu dituntut kreatif dan juga berpikir ekonomis. Dulu waktu kakak seusiamu, kakak belum pernah dapat tugas seperti itu.” kata Kak Argia sambil mendekati Rino. 

Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 6 SD Tema 9, Mengapa Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dianggap Penting Bahkan oleh Nenek Moyang Kita?

“Tapi itu kan tugas yang sulit, Kak. Rino kan belum pernah punya pengalaman seperti ini. Mana ini tugas perorangan, lagi.” kata Rino. Kali ini, ia benar-benar cemberut. 

“Hei, Gurumu tahu kemampuan siswanya, sehingga tidak akan memberikan tugas yang melebihi kemampuannya. Tugas ini boleh dibantu, kan?” hibur Kak Argia.