Bobo.id - Gempa berkekuatan 6,7 M terjadi di Banten dan sekitarnya hari Jumat (14/1/2022) pukul 16.05 WIB.
Adapun gempa dirasakan di beberapa wilayah dan terdapat dampak-dampak yang ditimbulkan.
Sebanyak 257 unit rumah mengalami kerusakan pascagempa bumi yang terjadi hari Jumat tersebut.
Kerusakan terbanyak terjadi di Kabupaten Pandeglang dengan total rumah rusak berat ada 26 unit, rusak sedang 33 unit, rusak ringan 131 unit.
Termasuk 10 unit sekolah, 1 puskesmas, 1 pabrik, 1 kantor pemerintahan, 1 tempat ibadah, dan 1 tempat usaha.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, laporan kerusakan juga terjadi di Kabupaten Serang, Lebak, Sukabumi, dan Bogor.
Kabupaten Serang melaporkan 16 unit rumah rusak sedang.
Kemudian di Kabupaten Lebak ada sebanyak 12 unit rumah rusak berat, 3 unit rusak sedang, 21 rusak ringan, dan 3 unit bangunan sekolah.
Selanjutnya di Kabupaten Sukabumi ada 3 unit rumah rusak sedang dan 6 unit rumah rusak ringan serta di Kabupaten Bogor terdapat 8 rumah rusak sedang.
Baca Juga: Pantas Jadi Pusing Setelah Gempa, Ternyata 4 Hal Ini Penyebabnya
Gempa Terasa di 11 Daerah
Guncangan gempa Banten kemarin juga dirasakan kuat selama 2-4 detik di 11 lokasi di wilayah Barat Pulau Jawa dan Selatan Pulau Sumatra.
11 lokasi yang dimaksud yaitu sebagai berikut.
- Kabupaten Pandeglang
- Kabupaten Serang
- Kota Serang
- Kabupaten Lebak
- Kabupaten Cianjur
- Kabupaten Sukabumi
Baca Juga: Ikan Oarfish Disebut Bisa Mendeteksi Gempa Bumi, Benarkah Demikian?
- Kabupaten Bogor
- Kota Bogor
- Kota Depok
- DKI Jakarta
- Kabupaten Lampung Barat
Penjelasan dari BMKG
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, gempa Banten terjadi akibat aktivitas lempeng di Selatan Jawa.
Gempa bumi yang terjadi di Banten, merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng.
Subduksi adalah proses geologi yang terjadi karena adanya lempeng kerak samudra yang lebih tipis menunjam ke bawah terhadap lempeng kerak samudra yang lebih tebal.
Baca Juga: 9 Tindakan yang Harus Dilakukan ketika Terjadi Gempa Bumi untuk Melindungi Diri
Pada gempa Banten, lempeng Indonesia-Australia menunjam ke bawah lempeng Benua Eurasia, atau tepatnya ke bawah Pulau Jawa yang terus-menerus hingga Nusa Tenggara.
Meski tidak berpotensi tsunami, pihaknya menjelaskan, lokasi gempa yang ada di kawasan Selat Sunda memang menjadi salah satu lokasi yang memiliki sejarah gempa dan tsunami sejak ratusan tahun yang lalu.
BMKG mencatat, ada 8 kejadian gempa dan atau tsunami yang pernah terjadi sebelumnya sejak 1851.
Lebih lanjut, Dwikorita menambahkan, gempa yang terjadi di 52 km arah Barat Daya Sumur, Banten ini memiliki kedalaman 40 km, sehingga dampak guncangan dirasakan di wilayah yang cukup luas.
(Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh)
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.