Kerak bumi terbagi menjadi dua lapisan, yakni kerak benua dengan ketebalan antara 20 hingga 70 kilometer dan kerak samudera yang hanya memiliki ketebalan 5 hingga 10 kilometer.
Karena kerak samudera adalah lapisan tipis, maka batuan penyusunnya lemah sehingga mudah ditembus oleh magma yang berasal dari perut bumi.
Magma adalah batuan cair pijar yang dipanaskan oleh suhu inti Bumi.
Magma yang terus menerus keluar ini akan akan membentuk kerak samudera yang baru dan proses ini disebut dengan istilah Sea Floor Spreading atau disebut juga dengan pemekaran lantai (dasar) samudera.
Pemekaran lantai samudra menyebabkan keluarnya magma cair ke permukaan dasar samudera secara terus menerus.
Magma pijar akan membeku menjadi batuan setelah terkena air laut, namun lama kelamaan batuan tersebut akan semakin tinggi karena magma terus keluar.
Batuan magma beku itu akan terus meninggi membentuk sebuah gunung api bawah laut.
Baca Juga: Bisa Meletus, Ini 5 Gunung Berapi Bawah Laut dari Beragam Wilayah di Dunia
Apabila aktivitas magmanya masih berlanjut maka gunung laut akan semakin tinggi dan besar membentuk sebuah pulau, contohnya adalah anak Gunung Krakatau di Selat Sunda.
Sama dengan gunung yang terletak di daratan, gunung berapi yang berada dibawah laut pun bisa meletus.
Kekuatan letusan gunung api bawah laut ini bergantung dari seberapa kuat dorongan magma dari perut bumi.
Walaupun sama-sama gunung berapi, tapi ilmuwan menyebut bahwa letusan gunung api bawah laut dapat menimbulkan dampak lebih besar daripada gunung berapi di darat.